Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Tokyo ditutup lebih rendah pada Selasa, menghentikan kenaikan beruntun tiga hari, karena investor memilih mengambil untung di tengah kekhawatiran atas kesehatan masa depan ekonomi AS dan meningkatnya kasus COVID-19.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) jatuh 475,64 poin atau 1,77 persen menjadi berakhir di 26.336,66 poin. Sementara itu Indeks Topix yang lebih luas kehilangan 31,36 poin atau 1,64 persen, menjadi menetap di 1.883,30 poin.
Di pasar utama tingkat atas, setiap kategori industri menurun kecuali untuk saham sektor pertanian dan perikanan. Penurunan utama dipimpin oleh saham-saham mesin, produk kaca dan keramik, dan peralatan listrik.
Dealer lokal mengatakan bahwa indeks harga konsumen AS pada Rabu (13/7/2022) untuk Juni dapat melampaui ekspektasi pasar, yang sebagian besar akan memicu Federal Reserve (Fed) AS untuk melanjutkan pengetatan moneter yang agresif buat menangani inflasi.
Namun mereka menambahkan bahwa langkah The Fed, jika mereka melanjutkan dalam nada yang sama, sebenarnya bisa mengarahkan ekonomi terbesar dunia itu ke dalam resesi.
"Ada kekhawatiran jika ekonomi AS akan mampu bertahan jika The Fed menaikkan suku bunga secara signifikan pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini," kata Kepala Strategi Pasar Sumitomo Mitsui DS Asset Management Co, Masahiro Ichikawa.
Baca juga: Saham Tokyo menguat, kekhawatiran suku bunga Fed naik agresif reda
"Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga dapat menyebabkan resesi daripada perlambatan ekonomi," kata Ichikawa.
Dengan sejumlah negara mengalami kebangkitan dalam kasus virus corona, termasuk Jepang, yang saat ini menghadapi gelombang infeksi ketujuh, saham dapat melemah, kata seorang pelaku pasar.
"Meningkatnya penyebaran COVID-19 telah memperkuat kekhawatiran akan resesi global," kata seorang pelaku pasar di sebuah perusahaan sekuritas domestik.
"Mengingat situasi ini, saham-saham Jepang, yang sebagian besar sensitif secara ekonomi, pasti akan melemah," kata peserta tersebut.
Jepang melaporkan 54.993 kasus COVID-19 pada Senin (11/7/2022), melonjak dari 16.791 infeksi seminggu sebelumnya, data resmi pemerintah menunjukkan.
Pada penutupan perdagangan, saham-saham mesin, produk kaca dan keramik, dan peralatan listrik terdiri dari yang paling menurun, dengan jumlah saham turun melampaui yang naik 1.654 berbanding 161 di pasar utama, sementara 23 saham mengakhiri hari tidak berubah.
Saham-saham teknologi melemah dengan kelas berat Nikkei, Softbank Group jatuh 4,3 persen, sementara sesama kelas berat Yaskawa Electric kehilangan 4,1 persen.
Operator jaringan toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing, juga membebani pasar yang lebih luas, mengakhiri hari lebih rendah 0,7 persen. Sementara pembuat video gim Nintendo mendapat dukungan, melawan tren penurunan, dengan naik 0,4 persen, sementara Konami Group berakhir 0,7 persen lebih tinggi.
Baca juga: IHSG ditutup melemah, dipicu kebijakan Fed dan gelombang baru COVID-19
Baca juga: Saham China dibuka melemah, Indeks Shanghai turun 0,19 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022