Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mempercepat produksi minyak dan gas bumi (migas) Blok Cepu dari sebelumnya ditargetkan pada akhir 2008 guna meningkatkan penerimaan negara. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di sela raker RUU Mineral dan Batubara dengan Pansus Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu, mengatakan pemerintah akan melakukan "fast track programme" guna mempersingkat produksi awal Blok Cepu tersebut. "Pemerintah sebelumnya pernah melakukan `fast track programme` di Natuna dan Caltex yang hasil produksinya mempunyai dampak cukup besar bagi penerimaan negara," katanya. Sebelumnya, Executive Director Exploration ExxonMobil Oil Indonesia Budiono menargetkan produksi awal Cepu diperkirakan bisa dimulai dalam 31 bulan ke depan atau akhir 2008. Menurut Purnomo, percepatan produksi Cepu itu bisa dilakukan dengan mempercepat masuknya barang modal. Namun, ia belum bisa memberikan gambaran berapa lama percepatan yang bisa dilakukan. "Percepatan itu tergantung rincian PoD yang diajukan kontraktor ke BP Migas. Saya sudah minta kepada BP Migas agar mengkaji berapa lama waktu yang dibutuhkan melalui 'fast track programme' dan berapa lama kalau normal," katanya. Purnomo mengemukakan bagi pemerintah, selain peningkatan produksi migas, pengembangan Blok Cepu juga berdampak positif pada masuknya investasi, pemanfaatan gas bagi industri, lapangan kerja dan kegiatan pengembangan masyarakat. "Investasi riilnya saja mencapai sekitar Rp25 triliun, belum lagi 'multiplier effect' yang dihasilkan," katanya. Mengenai kekhawatiran bahwa ExxonMobil akan melakukan kecurangan karena menjadi operator Blok Cepu, Purnomo memastikan hal itu tidak akan terjadi. "Sebab, mekanisme pengawasannya berlapis, mulai dari pemerintah melalui Pertamina, BP Migas, hingga ke BPKP, BPK, KPK, kejaksaan dan kepolisian. Apabila ditemukan ketidakpatutan, kita punya rambu-rambunya dan ada sanksi-sanksinya," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006