New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena kurangnya katalis membuat para pelaku pasar dengan hati-hati memulai pekan yang sarat dengan data inflasi penting dan awal tidak resmi untuk musim laporan keuangan emiten kuartal kedua.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 164,31 poin atau 0,52 persen, menjadi menetap di 31.173,84 poin. Indeks S&P 500 merosot 44,95 poin atau 1,15 persen, menjadi berakhir di 3.854,43 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 262,71 poin atau 2,26 persen, menjadi ditutup di 11.372,60 poin.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan konsumen non-primer masing-masing jatuh 2,80 persen dan 2,76 persen, memimpin penurunan.

Sementara itu, sektor utilitas dan real estat menambah keuntungan moderat.

Saham-saham pertumbuhan di pasar menarik ketiga indeks saham utama AS ke wilayah negatif, dengan sentimen penghindaran risiko diperburuk oleh penutupan kasino pertama Makau dalam lebih dari dua tahun untuk mengekang penyebaran COVID-19.

"Ini adalah pasar yang gugup," kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Wealth Management di Seattle. "Ini semua tentang awal musim (laporan) laba dan apa yang dikatakan inflasi (data) kepada kita."

"Kami tahu inflasi didorong oleh kendala pasokan, dan China merupakan faktor penting," tambah Haworth. "Dan (penutupan Makau) melemparkan selimut dingin ke pasar pagi ini."

Hasil dari bank-bank besar, termasuk JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc, dan Wells Fargo & Co, diperkirakan akan meluncurkan musim pelaporan kuartal kedua akhir pekan ini.

Indeks Perbankan S&P 500 turun 1,0 persen.

Analis memperkirakan penurunan tajam laba tahun-ke-tahun karena perusahaan-perusahaan meningkatkan cadangan kerugian pinjaman mereka, memicu kekhawatiran resesi yang akan datang.

Kemudian dalam minggu ini sejumlah data ekonomi - termasuk harga konsumen, penjualan ritel dan produksi pabrik - akan memberikan gambaran sekilas sejauh mana inflasi telah mencapai puncaknya dan ekonomi telah mendingin ketika Federal Reserve bergerak lebih dekat ke pertemuan kebijakan minggu depan, yang diperkirakan akan berpuncak pada kenaikan suku bunga 75 basis poin kedua berturut-turut.

"Pasar sedang mencoba untuk berhati-hati menjelang rilis data IHK," kata Haworth. "Kami memperkirakan perlambatan, yang akan menempatkan Federal Reserve dalam sikap yang lebih lunak, tetapi di sisi lain, ada banyak alasan untuk percaya bahwa inflasi dapat tetap tinggi dan The Fed akan tetap agresif."

Pasar saat ini memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga dana Fed sebesar 75 basis poin dalam salvo terbarunya terhadap inflasi yang panas, sebuah taktik yang dikhawatirkan beberapa pihak dapat mengarahkan ekonomi yang sudah mendingin ke dalam resesi.

Sebelum bank-bank besar meluncurkan musim laporan laba kuartal kedua dengan sungguh-sungguh pada Kamis (14/7/2022) dan Jumat (15/7/2022), hasil PepsiCo dan Delta Air Line diharapkan masing-masing pada Selasa waktu setempat dan Rabu (13/7/2022).

Pada Jumat (8/7/2022), para analis memperkirakan pertumbuhan agregat laba S&P tahunan 5,7 persen untuk periode April hingga Juni, turun dari perkiraan 6,8 persen pada awal kuartal, menurut Refinitiv.

Twitter Inc anjlok 11,3 persen setelah Elon Musk mengatakan dia mengakhiri kesepakatannya untuk membeli perusahaan media sosial tersebut.

Saham operator kasino AS Las Vegas Sands, Wynn Resorts dan Melco Resorts turun antara 6,3 persen dan 9,6 persen setelah Makau menutup semua kasino untuk menahan wabah COVID terburuk sejak krisis kesehatan dimulai.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,33 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,92 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022