Jakarta (ANTARA) - Masyarakat yang menerima bantuan program pangan bersubsidi di Jakarta Selatan, meminta Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta menambah jumlah porsi yang diterima warga.
Baca juga: Warga Jakbar terbantu program pangan bersubsidi
Menurut Haris, bahan-bahan pangan bersubsidi ini hanya bisa mencukupi kebutuhan hingga satu minggu ke depan dengan catatan warga menghemat bahan-bahan yang diterima dengan baik.
Meski begitu, dia merasa bersyukur dengan adanya program pangan bersubsidi dari pemerintah melalui Dinas KPKP Jakarta. Sehingga, keluarganya bisa merasakan makanan yang bergizi.
Sementara itu, warga lainnya, Dewi Puspa juga merasa sangat terbantu dengan adanya program pangan bersubsidi yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Sehingga, sebagian uang belanja bisa dialokasikan untuk keperluan yang lain.
Baca juga: Pemkot Jakbar gelar program pangan bersubsidi
Menurutnya, program ini berbeda dengan program lainnya. Pasalnya, ketersediaan bahan yang lengkap menjadikan warga merasa senang dan tidak kesulitan untuk mendapatkan ketika mereka sudah terdaftar sebagai penerima.
"Ketersediaan stok banyak, jadi kita tidak perlu khawatir stok habis," ujar dia.
Pengelola RPTRA Kemandoran, Septi Annisa Sari mengatakan program pangan bersubsidi yang hadir di RPTRA Kemandoran sudah ada sejak 2017 silam. Meski begitu, distribusi ini sempat terhenti mengingat Indonesia dilanda wabah virus corona.
"Tahun ini kita mulai lagi sejak Februari 2022 lalu," ungkap dia.
Dengan sempat berhentinya program ini, antusias masyarakat kembali terlihat sejak dibukanya transaksi swipe dan pendistribusian pangan bersubsidi di RPTRA Kemandoran, masyarakat berbondong-bondong untuk mendaftar.
Dalam hal ini, dia mengaku setiap bulan tidak kurang dari 500 paket yang disalurkan kepada masyarakat yang telah lebih dahulu melakukan transaksi ini.
Semenjak adanya pandemi wabah virus corona di Indonesia, pola penerimaan juga berubah. Pada hari pertama, masyarakat terlebih dahulu melakukan pembayaran, di hari kedua masyarakat baru bisa menerima barang yang sudah dibeli.
Baca juga: Stok pangan bersubsidi selalu tersedia di Pasar Slipi
"Selain itu warga penerima manfaat pangan bersubsidi juga dapat melakukan transaksi di beberapa tempat seperti gerai di kelurahan, gerai di kecamatan, JakGrosir, JakMart, Mini DC dan gerai pasar Pasar Jaya lainnya," tulis akun instagram resmi miliki KPKP DKI @dkpkp.jakarta.
KPKP DKI menginformasikan warga yang berhak menerima pangan bersubsidi, antara lain masyarakat yang memiliki Kartu Jakarta Pintar, PJLP dengan penghasilan minimal 1.1 UMP dan terdaftar wajib membawa ATM Bank DKI.
Selain itu, penghuni rusun juga bisa menerima program ini dengan persyaratan harus membawa kartu ATM Bank DKI yang sudah direverso. Persyaratan lain juga membolehkan lansia yang tidak mampu dan terdaftar dengan wajib membawa Kartu Lansia Jakarta.
Tidak hanya lansia, penyandang disabilitas yang tidak mampu juga berhak untuk menikmati program ini dengan syarat harus membawa Kartu Penyandang Disabilitas.
"Ini memang hanya untuk masyarakat yang tertentu saja, seperti pekerja yang di bawah kelurahan sama peserta KJP, untuk lansia bisa dan juga penyandang disabilitas, asal mereka memiliki persyaratan yang sudah disetujui," tegas Petugas Bank DKI yang berjaga di RPTRA Kemandoran, Yuri Arief.
Selain itu, Guru Non PNS dan Tenaga Kependidikan Non PNS (KKI) yang berpenghasilan Rp1.1 juta UMP juga berhak menerima program ini dengan syarat memiliki ATM Bank DKI.
Untuk harga, program ini mematok harga daging sapi Rp35 ribu, beras premium Rp30 ribu, daging ayam Rp8 ribu, ikan kembung Rp13 ribu susu UHT Rp30 ribu dan telur ayam Rp10 ribu.
"Untuk susu hanya bisa yang memiliki KJP saja," ujar dia.
Baca juga: Telur jadi favorit peserta Program Pangan Bersubsidi di Jakarta Utara
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022