Silakan keluarkan dexlite sebanyak-banyaknya, tapi kami minta harga ongkos juga akan naik semua.
Kota Bengkulu (ANTARA) - Puluhan sopir truk pengangkut sawit dan batu bara di Provinsi Bengkulu mendatangi Kantor PT Pertamina Pulau Baai Kantor Cabang Bengkulu mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melarang truk angkutan tertentu membeli BBM solar bersubsidi.

Salah satu sopir truk, Abuy, di Bengkulu, Senin, mengatakan bahwa aturan tersebut sangat memberatkan mereka para sopir truk milik pribadi yang menawarkan jasa angkut.

"Kami ingin mempertanyakan karena minyak itu masih ada, masih digunakan oleh pihak-pihak tertentu seperti mobil boks dan mobil pribadi," kata Abuy.

Ia menjelaskan bahwa dengan masih dilayaninya pembelian solar bersubsidi bagi mobil boks dan mobil pribadi tersebut dinilai sebagai bentuk ketidakadilan terutama bagi mereka para sopir truk pribadi.

Sebab dirinya dan teman-temannya yang lain bekerja secara individu hanya mendapatkan uang dari jasa pengangkutan tandan buah segar (TBS) sawit ataupun batuan mineral lainnya.

Hal senada juga disampaikan oleh sopir truk yang lainnya bahwa untuk mobil boks banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk pengangkutan produk mereka.

"Jika pemerintah mau menghapus biosolar, silakan hapus kami tidak masalah, silakan keluarkan dexlite sebanyak-banyaknya, tapi kami minta harga ongkos juga akan naik semua," ujar Dodi.

Menurut dia, sopir truk merupakan ujung tombak untuk mendistribusikan kebutuhan kepada masyarakat dan jika tetap dilarang akan berdampak terhadap kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Sopir angkutan umum berharap Pertalite harga Premium diperpanjang
Baca juga: Tanggapan Pertamina soal rencana mogok kerja sopir tangki

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022