CEO WISL Bambang Prijono mengatakan prospek pertumbuhan bisnis alat berat yang terus membaik ke depan menjadi latar belakang perseroan dalam pengembangan kegiatan usaha dengan melakukan penghimpunan dana melalui penerbitan obligasi.
"Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai modal kerja perseroan dan lima anak usaha yaitu PT Indotruck Utama (ITU), PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS), PT Indo Traktor Utama (INTRAMA), PT Prima Sarana Gemilang (PSG) dan PT Prima sarana Mustika (PSM)," ujar Bambang Prijono saat jumpa pers daring di Jakarta, Senin.
Obligasi yang telah meraih peringkat idA (Single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tersebut akan dibagi dalam tiga Seri, yaitu Seri A, Seri B dan Seri C yang masing-masing memiliki tenor 370 hari, 3 tahun dan 5 tahun.
Adapun kisaran kupon indikatif obligasi Seri A yaitu 5,5-6 persen, obligasi Seri B 7-8 persen, dan obligasi Seri C 8-9 persen.
Baca juga: IHSG awal pekan diprediksi lanjutkan penguatan
Menurut Bambang, menguatnya harga sektor komoditas masih berlangsung hingga saat ini dan telah mendorong meningkatnya permintaan alat berat dan berbagai pendukung logistik di sektor tersebut. Permintaan yang terus menguat itu diperkirakan akan berlangsung terus hingga 2023.
Berdasarkan Roadmap Infrastruktur Indonesia, permintaan alat berat akan meningkat pada beberapa tahun ke depan menyusul rekor tertinggi yang dicapai pada 2021, yang diperkirakan masih akan terjadi pada 2022 dan 2023.
Prospek yang baik tersebut selanjutnya memberikan dampak terhadap pertumbuhan bisnis alat berat yang menurut perkiraan Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) tahun 2022 sekitar 30 persen hingga 40 persen.
Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana untuk emisi obligasi tersebut adalah PT BNI Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Sedangkan yang bertindak sebagai Wali Amanat adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Masa penawaran awal (book building) yaitu pada 11-21 Juli 2022, pernyataan efektif OJK pada 27 Juli 2022, penawaran umum pada 29 Juli – 1 Agustus 2022, pembayaran dari investor pada 3 Agustus 2022, distribusi efek pada 4 Agustus 2022, dan pencatatan di BEI pada 5 Agustus 2022.
Baca juga: Penjualan naik, Kemenperin dorong industri alat berat pacu produksi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022