Jadi kita memilih sore hari karena relatif lebih adem tidak sepanas pagi atau siang, artinya lebih spesial.
Mekkah (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan waktu sore yang dipilih untuk melontar jumrah sudah tepat, karena Jamarat relatif sepi dan udara lebih nyaman tidak panas.
"Saya kira semua berjalan dengan baik dengan lancar seusai dengan skenario yang panitia buat, dan pemilihan jam kita untuk melontar jumrah sore hari ini pilihan benar," kata Menag, di Jamarat, Mina, Arab Saudi, Sabtu.
Menag mengatakan, Pemerintah Arab Saudi sudah membagi waktu untuk melontar jumrah, dan Indonesia diminta memilih pertama kali dan dipilih waktu sore hari.
"Jadi kita memilih sore hari karena relatif lebih adem tidak sepanas pagi atau siang, artinya lebih spesial," katanya pula.
Terlebih lagi, menurut Menag Yaqut, tantangan terbesar dari proses ibadah haji sebenarnya di Mina tepatnya saat melontar jumrah.
"Kita sudah antisipasi sebaik-baiknya dan mudah-mudahan apa yang kita skenariokan berjalan baik," katanya lagi.
Pada musim haji sebelumnya, setelah wukuf di Arafah, menurut Menag, Mina merupakan salah satu tantangan karena jumlah jamaah yang sakit dan meninggal juga tinggi akibat kelelahan yang memicu kambuhnya penyakit lain.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana sebelumnya mengatakan bahwa wukuf hingga lontar jumrah merupakan periode kritis dari pelaksanaan ibadah haji, karena banyak jamaah yang bertumbangan akibat sakit dan membutuhkan layanan kesehatan.
Bahkan sebelumnya angka kematian jamaah haji Indonesia cukup tinggi. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, ujar Budi, nyaris tidak ada penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia yang signifikan, sebesar 2 per mil per tahunnya. Dengan kuota jamaah sekitar 220 ribu, maka sekitar 300-400 jamaah yang meninggal per tahunnya.
Haji tahun ini ditargetkan angka kematian jamaah haji menurun menjadi 1 per mil, atau sekitar 1 kematian per 1.000 jamaah haji.
Baca juga: Menag doakan Indonesia semakin jaya saat wukuf di Arafah
Baca juga: Rompi penurun suhu terbukti bermanfaat bagi jamaah di Arafah
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022