"Hari Raya Idul Adha ini mengambil simbol keyakinan dan sikap istiqomah Nabi Ibrahim AS saat turun perintah untuk menyembelih putranya," kata Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin saat menyampaikan khutbahnya di Lapangan Unhas Baraya, Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, dengan mencontoh atau menjadikan Nabi Ibrahim sebagai suritauladan, maka terdapat tiga bentuk istiqomah yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, istiqomah dalam akidah yang berkaitan dengan Tauhid. Dalam hal ini senantiasa meng-Esakan Allah SWT sebagai Tuhan. Lawan dari hal ini adalah syirik dan pelakunya disebut musyrik.
Baca juga: Anies minta warga yang shalat Id di JIS agar manfaatkan TransJakarta
Baca juga: Muhammadiyah Manokwari: Tak perlu perdebatkan waktu Shalat Idul Adha
"Kedua, istiqomah dalam ibadah dan akhlak artinya beribadah dengan penuh ketaatan sesuai perintah Allah SWT," ujarnya.
Selanjutnya, istiqomah dalam perjuangan di jalan Allah yang tentunya akan berhadapan dengan berbagai kendala, tantangan dan kesulitan.
Menurut Wahyuddin, istiqomah dalam perjuangan itu tidak boleh kendur, karena menghadapi tantangan berat, namun harus dihadapi dengan segala kemampuan dengan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Sebagai gambaran, betapa peliknya ketika pandemi COVID-19 melanda semua lini kehidupan, namun karena istiqomah dan terus berjuang akhirnya secara perlahan, kehidupan kembali normal.
Shalat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah yang digelar di lapangan Unhas Baraya ini diikuti sedikitnya 500 orang jamaah. Lokasi ini adalah salah satu 41 titik yang membuka pelaksanaan shalat Idul Adha.
Sementara yang belum melakukan Shalat Idul Adha hari ini, karena memilih pelaksanaannya Ahad besok (10/7), sejumlah masjid dan lapangan di Makassar akan dibuka untuk jamaah.*
Baca juga: Ratusan warga Lombok Tengah gelar Shalat Idul Adha di hari Sabtu
Baca juga: Jamaah Muhammadiyah shalat Id di Lapangan Temenggung Abdul Jamal Batam
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
