Klaten, Jawa Tengah (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengapresiasi UMKM yang mampu menggali kreativitas untuk menghasilkan produk yang sesuai selera pasar global.

Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi workshop UMKM binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Wastraloka di Klaten, Jawa Tengah, Jumat.

“Saya mengunjungi Wastraloka yang muncul sebagai UMKM yang mampu memasarkan produk ke manca negara dengan melakukan ekspor,” katanya.

Wastraloka yang mengolah barang tak terpakai menjadi aneka kriya premium yang dilukis motif batik tersebut, dinilai Wamenkeu Suahasil memiliki keunggulan sebagai UMKM yang mampu menggali ide dan kreativitas sehingga mampu menghasilkan produk yang dapat dinikmati dan dibeli oleh dunia.

Oleh karena itu, negara siap memfasilitasi dengan berbagai cara seperti tata kelola ekspor, pendanaan dan penjaminan. Wastraloka, ujarnya, salah satu contoh dimana kreativitas dari UMKM yang bisa didorong ke panggung dunia.

“Kementerian Keuangan akan selalu berada di belakang LPEI dan mendukung LPEI mencari UMKM baru, usaha baru dan pasar baru lalu kita kerjakan bersama dan tentu LPEI juga harus kerja keras menjalin kemitraan dengan dunia usaha kita,” tutur Suahasil.

Penggagas sekaligus pemilik Wastraloka Eni Anjayani menuturkan bahwa ia sangat bersyukur atas dukungan yang telah diberikan LPEI sehingag berhasil melakukan ekspor pertamanya ke pembeli di Australia pada 2018 lalu. Mewakili pelaku UMKM lainnya, ia berharap pemerintah bisa memberikan akses yang lebih luas ke pasar ekspor.

"Selama ini kan pandemi, pameran off dan semoga ada program dari pemerintah untuk mengebut program yang selama ini off agar bisa mengenalkan ke dunia luar dan mengetahui bahwa kita punya produk unik dan bagus,” ucqp Eni.

LPEI atau Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional memiliki mandat untuk berupaya menciptakan eksportir baru.

Pertemuan LPEI dengan Wastraloka terjadi pada tahun 2018 dalam program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan Coaching Program for New Exporters (CPNE) yang pada akhirnya membuat Wastraloka dapat melakukan ekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Uni Emirat Arab. Kapasitas produksinya telah meningkat hingga mampu lebih dari 1.000 unit dan mampu mencetak omset ratusan juta rupiah setiap bulannya.

“Dengan mengikuti program CPNE Wastraloka ikut mendapatkan manfaat besar terlebih untuk membantu pemilihan jenis produk yang produksi sesuai dengan demand, akses pasar, menghitung harga jual dan belajar proses dari pengiriman produk hingga sampai ke negara tujuan,” kata Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso pada kesempatan yang samq.

Selain program CPNE, LPEI juga telah melibatkan Wastraloka di sejumlah Pameran dan Business Matching untuk perluasan akses pasar. Wastraloka juga telah mengikuti salah satu pameran dagang terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia (TEI) pada tahun 2018 dan berkolaborasi bersama Sarinah dalam rangka perluasan akses pasar.

Adapun Wastraloka telah dirintis Eni Anjayani sejak tahun 2014 dengan produk unggulan kerajinan daur ulang premium seperti kaleng kerupuk, traditional teapot, tray, candle holder, stool, tumbler yang dilukis motif batik tangan oleh seniman lokal. UMKM asal Klaten, Jawa Tengah tersebut juga memiliki misi pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia hingga ke mancanegara.

Baca juga: Wamenkeu : APBN tahan harga energi yang naik di tengah tensi global
Baca juga: Wamenkeu harap T20 hasilkan terobosan untuk biayai infrastruktur
Baca juga: Kemenkeu sebut 226 UMKM terlibat kegiatan lelang pemerintah di 2022

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022