"Perkembangan aset kripto tak bisa dimungkiri sangatlah pesat. Momentum pertemuan 3rd FMCBG dan FCBD G20 di Bali nanti, bisa dimanfaatkan untuk setiap negara-negara G20 saling bertukar pikiran bagaimana perlunya pembuat kebijakan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan mitigasi risiko," kata Harmanda dalam keterangan resmi, Jumat.
Manda berharap rangkaian pertemuan tersebut bisa mendorong pertumbuhan industri aset kripto dan blockchain di Indonesia, melalui regulasi yang matang dengan mengedepankan transformasi digital dan inklusivitas.
Baca juga: Kemendag ingatkan pentingnya regulasi dan edukasi aset kripto
Baca juga: Kemendag ingatkan pentingnya regulasi dan edukasi aset kripto
Di samping itu, para panelis bisa lebih mengenal konsep CBDC yang menggunakan teknologi blockchain untuk memberikan akses yang lebih luas dan mendorong inklusi keuangan.
Aset kripto pun saat ini sudah mulai mendapatkan pengakuan secara global dengan masuk sebagai pembahasan utama di agenda tahunan World Economic Forum (WEF) yang digelar bulan Mei lalu.
"Aset kripto dan blockhcain sudah tidak dipandang sebelah mata oleh para pemimpin ekonomi global," katanya.
Baca juga: Investasi kripto jangan hanya bermodal "FOMO"
Baca juga: Investasi kripto jangan hanya bermodal "FOMO"
Manda optimis industri kripto tetap akan tumbuh, meski saat ini pasarnya secara keseluruhan sedang mengalami kelesuan.
Menurutnya, aset kripto semakin terintegrasi dengan aktivitas ekonomi global, sehingga muncul risiko-risiko di dalam industri kripto.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan sebelumnya merilis laporan pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2022.
Dalam laporan tersebut tercatat Tokocrypto meraih nilai transaksi hingga Rp95 triliun. Di posisi selanjutnya secara berturut-turut diikuti oleh Indodax sebesar Rp75 triliun, Pintu Rp10 triliun, Rekeningku Rp8 triliun, dan Zipmex Rp1 triliun.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022