IKK secara rata-rata selama periode kuartal II 2022 tercatat sebesar 123,4, lebih tinggi dibandingkan 114,6 pada kuartal I 2022, didorong meningkatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini ...

Jakarta (ANTARA) - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Juni 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 128,2 atau berada pada level stabil dari bulan sebelumnya yang senilai 128,9.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, mengatakan keyakinan konsumen yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh menguatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama terhadap penghasilan dan lapangan kerja.

"IKK secara rata-rata selama periode kuartal II 2022 tercatat sebesar 123,4, lebih tinggi dibandingkan 114,6 pada kuartal I 2022, didorong meningkatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini baik terhadap aspek penghasilan, ketersediaan lapangan kerja maupun ketepatan waktu dalam membeli barang tahan lama," imbuh Erwin.

Baca juga: BI: Indeks keyakinan konsumen meningkat seiring membaiknya ekonomi

Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau tetap kuat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Juni 2022 sebesar 141,8, relatif stabil dibandingkan 141,5 pada Mei 2022.

"Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang masih tinggi ditopang terutama oleh ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang masing-masing meningkat sebesar 1,3 dan 1,1 poin menjadi 140,7 dan 143,2," katanya.

Survei BI juga menunjukkan sejalan dengan tetap kuatnya IKK Juni 2022, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi terpantau stabil.

Hal ini terindikasi dari rata-rata proporsi atau average propensity to consume ratio yang sebesar 74,2 persen atau stabil dari semula 74,3 persen.

Baca juga: Sri Mulyani proyeksi ekonomi RI tumbuh hingga 5,2 persen di semester I

Demikian juga pada rata-rata proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) sebesar 9,6 persen, tidak jauh berbeda dari 9,7 persen pada bulan sebelumnya dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) sebesar 16,2 persen atau relatif stabil dari 16,0 persen pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada sebagian kategori pengeluaran, kecuali pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp3,1 juta sampaikan Rp4 juta dan lebih dari Rp5 juta per bulan.

"Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan naik pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp4,1 sampai Rp5 juta per bulan," tutupnya.

Baca juga: BI: Cadangan devisa RI naik pada Juni, mencapai 136,4 miliar dolar AS

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022