Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengajak wisatawan memilih atraksi wisata yang mendukung upaya mengatasi isu perubahan iklim maupun emisi karbon.
"Saya mengajak wisatawan dan seluruh pihak untuk mulai menyadari isu dan dampak penting dari perubahan iklim dengan terus mengedepankan prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan," katanya usai menikmati kegiatan ekowisata di Plataran Menjangan, Buleleng, Bali, lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut berperan aktif dalam upaya mengatasi isu perubahan iklim ialah melalui pengembangan ekowisata sebagai salah satu atraksi pilihan wisatawan.
Baca juga: Angela: Mayoritas homestay di Banyuwangi penuhi kebutuhan wisatawan
Salah satunya di Plataran Menjangan yang dinilai menerapkan ekowisata dengan sangat baik sehingga diharapkan bisa menjadi contoh pengembangan di berbagai daerah lainnya.
"Ini bisa menjadi percontohan, bukan hanya dari segi layanan premiumnya, tetapi bagaimana konsep ecotourism kita menjaga keharmonisan dengan segala elemen di sekitar kita. Bagaimana pariwisata yang semakin berkembang ketika kita melestarikan segala sesuatu elemen yang ada di sekitar kita," ungkap Angela.
Isu perubahan iklim disebut sudah menjadi perhatian penting bagi berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Baca juga: Angela harap ekosistem bisnis kuliner lebih inklusif melalui FSI 2022
Sesuai ketetapan Paris Agreement pada tahun 2015, semua negara wajib berkontribusi penurunan emisi karbon termasuk melaksanakan, mengkomunikasikan upaya ambisius, mitigasi, dan adaptasi yang ditetapkan secara nasional (National Determined Contribution/NDC).
Dampak perubahan iklim, kata dia, dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi yang kini mencapai 80 persen dari seluruh kejadian bencana di Indonesia sehingga memicu risiko kelangkaan air, kerusakan ekosistem lahan, lautan, kelangkaan pangan, dan penurunan kualitas kesehatan.
Berdasarkan laporan Nature Climate Change pada tahun 2018, pariwisata termasuk salah satu sektor paling polutan yang menyumbang 8 persen dari emisi global, sementara 49 persen disumbang jasa transportasi.
Baca juga: Angela: Pariwisata keberlanjutan wajib diterapkan demi kelestarian
Lebih jauh, data World Tourism Organization (UNWTO) dan the International Transport Forum tahun 2019 memprediksi emisi karbon terkait transportasi dan pariwisata bertambah 25 persen dari 1.597 juta ton pada tahun 2016 menjadi 1.998 juta ton pada tahun 2030.
"Emisi transportasi terkait pariwisata mewakili 22 persen dari seluruh emisi transportasi pada tahun 2016, dan diprediksi akan berlanjut hingga 2030," ucap Wamenparekraf.
Sebagai salah satu langkah konkret, lanjut Angela, Kemenparekraf meluncurkan Program "Towards Climate Positive Tourism Through Decarbonization And Eco-Tourism” yang mencakup peluncuran platform untuk melakukan "carbon offset" (pelunasan karbon), lima kawasan destinasi proyek percobaan (pilot project) rendah karbon (low carbon), dan deklarasi menurunkan karbon emisi di sektor pariwisata.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022