Kami akan mengupayakan optimalisasi prasarana termasuk peron pada Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional kereta api agar pembangunan dapat berlangsung dengan lancar

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan Zulfikri menyampaikan pengembangan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia akan menjadi episentrum baru yang akan mengatasi permasalahan layanan KA komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek.

“Dengan hanya 8 jalur untuk KRL dan 2 jalur untuk KA antarkota, Stasiun Manggarai harus menanggung beban sejumlah 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrian kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai," kata Zulfikri di Jakarta, Kamis.

Karena itu, lanjutnya, terdapat kebutuhan yang mendesak dan perlu segera dituntaskan Ditjen Perkeretaapian melalui pengembangan Stasiun Manggarai.

Ia menyebut nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara. Stasiun ini juga akan dilengkapi dengan area concourse yang luas untuk mendukung mobilitas penumpang.

Zulfikri menyadari akan ada ketidaknyamanan selama proses pembangunan berlangsung. Setelah Switch Over (SO) 5, masih akan ada SO 6 yang akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang direncanakan pada Juli 2025 sebelum Stasiun Manggarai dioperasikan sepenuhnya.

"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ujarnya.

Baca juga: SO-5 di Stasiun Manggarai mendongkrak penumpang transportasi massal

Pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai guna menunjang operasional stasiun ini.

"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektare ini," katanya.

Sementara itu Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menambahkan jajarannya siap mendukung pengembangan Stasiun Manggarai.

"Kami akan mengupayakan optimalisasi prasarana termasuk peron pada Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional kereta api agar pembangunan dapat berlangsung dengan lancar," ujar Didiek.

Terkait dengan penambahan kamera CCTV yang diusulkan oleh komunitas, Didiek menyebut saat ini pihaknya sudah memiliki kamera dengan teknologi face recognition untuk mengurangi tingkat kejahatan dan pelecehan seksual di stasiun dan kereta api.

I"Kami juga akan memaksimalkan operasional Stasiun Matraman yang sudah selesai dibangun sebagai alternatif bagi penumpang selain Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara," ujarnya.

Baca juga: KAI Commuter sebut arus penumpang di Stasiun Manggarai semakin membaik

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022