Pulau Punjung, Sumbar (ANTARA) - Sebanyak 30 pegiat budaya dari Sumbar, Riau, dan Jambi menuntaskan kegiatan belajar bersama maestro yang kali ini ini digembleng langsung oleh Mahaguru Silat Pingian Zainir Dato di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
"Setelah belajar selama sepekan mulai dari teori hingga praktik 30 peserta yang digembleng langsung oleh Mahaguru Zainir Dato Mangku menjalani ujian tertulis serta penampilan dramaturgi berupa gerakan silat beregu menandai berakhirnya perhelatan program Belajar Bersama Maestro Dharmasraya," kata Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wahjudin di Pulau Punjung, Kamis.
Dia mengatakan 30 pesilat sekaligus pegiat seni budaya muda dari Sumbar dan Kabupaten Kuansing, Provinsi Riau, serta Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, berpartisipasi dengan penuh semangat dalam ajang belajar bersama maestro tersebut.
"Selepas kegiatan ini para peserta diharapkan dapat menjadi pelopor dalam melestarikan seni budaya yang bersangkutan,” katanya.
Setelah tujuh hari pelaksanaan kegiatan itu, di akhir program, para murid melaksanakan ujian tertulis untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang diberikan diterima dengan baik.
Selanjutnya para murid menampilkan praktik gerakan silat yang telah diajarkan.
Baca juga: Pegiat seni Sumbar, Riau dan Jambi belajar Silek Pingian
Sebanyak 30 peserta dibagi menjadi lima kelompok dan menampilkan gerakan Silek Beregu yang merupakan gerakan khas andalan. Gerakan Silek Beregu merupakan variasi gerakan Silek Pingian terobosan baru.
Sebelumnya, Silek Pingian Rantau Batanghari menampilkan Gerakan Silek berpasangan. Keistimewaan dari gerakan tersebut, yaitu setiap anggota dalam regu menampilkan gerakan yang serentak dan selaras sejak awal hingga akhir penampilan.
Gerakan silat beregu dari Silek Pingian Rantau Batanghari hanya pernah ditampilkan satu kali, ketika pelaksanaan Musyawarah Guru Silek Sumatera Barat. Gerakan silek tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi sehingga jarang ditampilkan.
Menurut Sekretaris Perguruan Silek Pingian Rantau Batanghari Yul Hendri, gerakan Silek Pingian Beregu harus memiliki visi yang sama antara anggota dalam regu.
"Ibarat pemain band, unsur-unsur dalam band harus memiliki visi yang sama sehingga tercipta harmonisasi yang indah," kata dia.
Baca juga: Anggota DPD salut Sanggar Wasundari konsisten ajarkan melukis wayang
Selama tujuh hari pelaksanaan, para peserta digembleng dengan materi dan praktik di lapangan. Pada pagi hingga sore hari, para peserta diajarkan materi mulai dari sejarah Silek Pingian hingga materi yang dapat diaplikasikan untuk kemajuan Silek Pingian.
Para peserta juga mendapatkan materi yang jarang didapatkan di dunia luar, yaitu mengenai pengobatan tradisional, seperti menggunakan tumbuhan atau herbal untuk mengobati penyakit dan luka.
Pada malam harinya, para peserta melakukan praktik dengan turun ke laman tuo, yaitu sebutan tempat para peserta melakukan praktik silat untuk diajarkan gerakan-gerakan dalam Silek Pingian.
Silek Pingian adalah salah satu jenis silat di Indonesia yang tidak hanya berfokus pada seni bela diri tetapi juga memiliki aspek pengobatan dan tasawuf.
Baca juga: Carolis Elias Horhoruw ditetapkan maestro alat musik tahuri
Baca juga: Maestro ketoprak Bondan Nusantara berpulang
Baca juga: Ni Ketut Arini, maestro tari yang tak kenal lelah mengajar menari
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022