Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham produsen rokok seperti Gudang Garam (GGRM), HM Sampoerna (HMSP), dan Bentoel Internasional Investama (RMBA) akan menghadapi tekanan terkait rencana kenaikan cukai rokok. Menurut analis dari Danareksa Chandra S Pasaribu, berita kurang bagus tentang sektor rokok bahwa pemerintah akan menetapkan kenaikan cukai rata-rata 11 persen dan efektif mulai 1 April 2006. Hal itu merupakan sebuah kejutan baru karena pemerintah pada Juli 2005 lalu telah menaikkan cukai rokok rata-rata 15 persen. Dengan pengenaan pajak sekitar 50 persen dari total COGS rokok, maka pengusaha terpaksa akan menaikkan harga jual dan pada 2006, Chandra memperkirakan investasi di sektor ini akan melemah. Dalam kondisi ini, Danareksa memprediksikan terhadap saham HMSP akan terjadi aksi tahan diri (hold) dengan target harga turun menjadi sekitar Rp8.100 dibanding harga sekarang Rp8.500. Saham GGRM juga diprediksi mengalami hal yang sama dengan target harga Rp9.800 dibanding harga sekarang Rp11.000, sementara RMBA diperkirakan akan menghadapi tekanan jual hingga melemah ke posisi Rp71 dari harga sekarang Rp125. Pada 2005 lalu, pangsa pasar rokok dipimpin GGRM yang menguasai pangsa pasar sebesar 31 persen, disusul HMSP dengan 24 persen dan Djarum 19 persen, sementara RMBA hanya dua persen. Untuk laporan per Januari 2006, terjadi pergeseran pangsa pasar, yakni HMSP memimpin dengan 46 persen, GGRM turun menjadi 26 persen, Djarum tujuh persen dan RMBA masih dua persen.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006