Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Fuad Nasar mengajak umat Islam mempersiapkan ibadah kurban terbaiknya menjelang Idul Adha 1443 Hijriah dan menyatakan aspek kesehatan harus menjadi parameter dalam memilih hewan kurban.
"Kondisi hewan kurban harus dipastikan sehat dan aman dari penyakit hewan apapun," ujar Fuad Nasar saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.
Pernyataan Fuad itu sehubungan dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di Indonesia jelang perayaan Idul Adha. Ia menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan ibadah kurban.
Hal pertama yang harus diperhatikan, kata dia, fisik hewan kurban yakni sapi, kambing, maupun domba yang harus memenuhi ketentuan syariat, yaitu telah mencapai umur tertentu dan tidak cacat (rusak mata, telinga, ekor, sakit, pincang, dan kurus).
Baca juga: Rencana DKI gandeng ACT salurkan daging kurban baru sebatas undangan
Baca juga: Wagub DKI bantah ada kerja sama penyaluran daging kurban dengan ACT
Selain itu, hewan kurban harus dipastikan aman dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Soal perawatan hewan kurban juga, kata dia, harus diperhatikan seperti kondisi kandang, pakan ternak, dan pengangkutan/pengiriman hewan kurban.
"Sapi juga makhluk Allah dan tidak boleh diperlakukan seperti barang tidak bernyawa, sebagaimana yang sempat viral di media sosial baru-baru ini," kata dia.
Soal penyembelihan, Fuad mengatakan harus memperhatikan waktu yang telah ditentukan oleh hukum syarak, yaitu pada 10 Zulhijah dan tiga hari setelah Idul Adha atau dikenal sebagai Hari Tasyrik.
"Penyembelihan hewan kurban dan pendistribusian daging kurban yang dilakukan di luar waktunya, baik mendahului maupun melampaui waktunya, tidak bisa disebut sebagai kurban. Islam mengajarkan disiplin waktu dalam beribadah," kata dia.
Ia pun berpesan agar ibadah kurban harus dilandasi niat mendekatkan diri kepada Allah swt. dan mengharapkan keridhaan-Nya. Selain itu, pekurban boleh dan dianjurkan menikmati daging kurbannya sendiri.
"Ini mengandung hikmah kebersamaan dan kesetaraan antara umat yang mampu berkurban dan yang kurang mampu dengan posisi sebagai penerima daging kurban," kata dia.
Di sisi lain, Fuad juga mengimbau seluruh umat Islam saat pelaksanaan penyembelihan dan pendistribusian daging kurban mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Pasalnya, pandemi COVID-19 belum berakhir, bahkan terjadi kembali lonjakan kasus harian sejak pekan-pekan terakhir ini.*
Baca juga: Masyarakat diimbau olah daging kurban hingga matang
Baca juga: Jakarta Selatan periksa 11.949 ternak jelang Idul Adha
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022