"Kita harus bisa hadirkan masyarakat kota yang harus bisa berfikir positif dan juga disiplin untuk menikmati taman," ungkap Hendrianto saat diskusi bertajuk "Pemanfaatan Solusi Berbasis Alam untuk Warga Jakarta", di Jakarta, Rabu.
Baca juga: DKI Jakarta perbanyak taman seperti Tebet Eco Park di wilayah lain
Dia mengatakan Tebet Eco Park merupakan contoh simulasi taman yang ada di Jakarta yang cukup positif, antusias warga yang cukup banyak membuat gebrakan positif untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dari segi keamanan dan juga kenyamanan bagi pengunjung dan juga warga sekitar.
"Kita surprise sekali antusias masyarakat seperti itu dan itu itu hal yang positif, dalam hal ini Gubernur dalam 1 minggu sering mengadakan evaluasi untuk menentukan action plan dan itu kita dorong terus," ucap dia.
Untuk bisa menikmati taman, di negara maju seperti Australia dan Malaysia memiliki berbagai rencana. Salah satunya adalah pemetaan kenyamanan pengunjung yang dinilai memiliki nilai strategis dengan jarak 25 meter persegi untuk satu pengunjung.
Baca juga: DKI siapkan kartu merah bagi pengunjung rusak fasilitas Taman Tebet
"Kebutuhan orang di negara maju seperti di Australia dan Malaysia itu mereka punya pendekatan sendiri, mereka memiliki perhitungan mendetail seperti luas 20 m2 itu sejatinya untuk 1 orang dan itu bisa membuat pengunjung merasa bisa menikmati taman dengan nyaman," kata dia.
Dengan luas Tebet Eco Park mencapai 7,3 hektare, seharusnya masyarakat bisa menikmati kenyamanan taman tersebut.
Sebelumnya, Tebet Eco Park menarik minat kunjungan yang tidak disangka-sangka. Imbas dari itu semua, sejumlah fasilitas harus diperbaiki kembali sebelum nantinya akan dibuka kembali.
Meski begitu, Pemerintah nanti akan membatasi kunjungan perhari hanya sekitar 8.000 pengunjung untuk hari biasa dan 10.000-16.000 orang ketika hari libur.
Baca juga: TransJakarta tambah armada lima rute dan hentikan rute Taman Tebet
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022