Fishers Center ini sudah dibentuk, dan memang sangat bermanfaat. Beberapa testimoni menyampaikan bahwa pendirian Fishers Center sangat membantu ABK dan keluarganya dalam menyampaikan permasalahann ABK sektor perikanan....

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi mengapresiasi pembentukan National Fishers Center yang diinisiasi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Destructing Fishing Watch (DFW) sebagai wadah alternatif pengaduan permasalahan terkait anak buah kapal (ABK) di sektor perikanan.

"Fishers Center ini sudah dibentuk, dan memang sangat bermanfaat. Beberapa testimoni menyampaikan bahwa pendirian Fishers Center sangat membantu ABK dan keluarganya dalam menyampaikan permasalahan ABK sektor perikanan. Oleh karena itu sekali lagi dari Kemenko Marves kami sangat apresiasi acara ini," kata Plt Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Maritim Helyus Komar dalam pembukaan peluncuran National Fishers Center yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Komar menyebutkan bahwa permasalahan mengenai ABK tidak pernah ada habisnya. Kantor Kemenko Marves kerap disambangi oleh serikat pekerja ABK dikarenakan berbagai permasalahan yang mendera.

"Persoalan gaji tidak dibayar, penelantaran, dan lainnya. Kemenko Marves hampir setiap minggu dapat pengaduan dari serikat pekerja terkait beberapa hal yang saya sebutkan, sehingga kami menyambut baik upaya yang dilakukan oleh organisasi masyarakat sipil seperti DFW yang menginisiasi acara ini," kata Komar.

Baca juga: 6 ABK WNI kembali ke tanah air setelah tertahan di perairan Vietnam

Menurut Komar, dengan adanya alternatif pengaduan permasalahan para ABK ini dapat berjalan beriringan dengan upaya yang juga dilakukan pemerintah agar ke depan persoalan ABK perikanan dapat berkurang.

Upaya perbaikan tata kelola awak kapal perikanan termasuk nelayan kecil terus dilakukan oleh berbagai pihak. Hal ini mengingat jumlah awak kapal perikanan dan nelayan mencapai 2,2 juta orang.

Awak kapal tersebut bekerja di kapal ikan dalam negeri, kapal ikan luar negeri dan bekerja secara mandiri dalam usaha penangkapan ikan skala kecil. Di samping itu, kegiatan penangkapan ikan merupakan sektor usaha yang memiliki tingkat risiko tinggi, berbahaya, sulit, dan kotor.

Baca juga: DFW: Perkuat pendataan hasil tangkapan perikanan skala kecil

Untuk melindungi pekerja perikanan tangkap, termasuk awak kapal perikanan dan nelayan kecil, Destructive Fishing Watch Indonesia menginisiasi National Fisher Center.

NFC adalah platform yang menghubungkan awak kapal perikanan dan nelayan dengan pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan penangkapan ikan di dalam dan luar negeri.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022