Beijing (ANTARA) - Penelitian oleh para peneliti dari Institut Virologi Wuhan di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), Senin (4/7) memberikan bukti eksperimental bahwa bergamottin, salah satu komponen bioaktif alami buah jeruk dapat menjadi penghambat potensial infeksi virus SARS-CoV-2 (COVID -19) di sel manusia dan hamster Suriah atau golden Syrian.

Penelitian itu menemukan bahwa bergamottin dapat menghambat infeksi COVID-19 tipe liar dan dua varian yang sedang berkembang, yakni Alpha dan Beta, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Antiviral Research tersebut.

Komponen buah tersebut dapat mengganggu beberapa tahap siklus hidup virus dengan memblokir masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam sel inang, khususnya dengan memblokir fusi membran yang dimediasi protein lonjakan (spike) dan mengurangi sintesis RNA virus, urai penelitian itu.

Uji coba pada hewan menemukan bahwa pemberian oral bergamottin ke hamster Suriah dengan dosis 50 mg/kg dan 75 mg/kg mengurangi kadar virus COVID-19 di tulang hidung dan jaringan paru-paru mereka. Kerusakan paru-paru dan penurunan berat badan yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 juga berkurang setelah pengobatan tersebut.

Bergamot merupakan buah harum seukuran jeruk, berwarna kuning atau hijau seperti jeruk nipis. Menurut penelitian sebelumnya, bergamottin telah digunakan dalam mengobati berbagai keganasan in vitro dan in vivo, termasuk kanker lambung.

Senyawa buah alami ini menawarkan berbagai kemungkinan penggunaan klinis dalam melawan infeksi COVID-19 dan berpotensi digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk meningkatkan kemanjuran efek antivirus, menurut penelitian terbaru itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022