Purwakarta (ANTARA News) - Warga Kelurahan Munjuljaya di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat geger sehubungan terjadinya peristiwa pembunuhan bayi berusia tujuh bulan bernama Yusep yang diduga kuat dilakukan oleh ayahnya sendiri di Dusun Munjul RT19/05, Minggu malam. Kapolres Purwakarta AKBP Joko Hartanto kepada pers di Purwakarta, Senin mengemukakan, polisi kini tengah memburu Uman (25), ayah sang bayi yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan dengan cara menyembelih anaknya itu. "Ayah korban, Uman, diduga sebagai pelaku dan ia sedang diburu petugas. Ia kabur sesaat setelah terjadinya pembunuhan itu," ujarnya dan menambahkan dugaan itu berdasarkan pada pengakuan saksi dan barang bukti. Namun motif pembunuhan terhadap anak kandungnya itu sendiri masih dalam penyelidikan. Keterangan yang dihimpun di tempat kejadian, Senin menyebutkan bahwa Yusep dibunuh dengan cara disembelih sekitar pkl 22.00 WIB. Nyai Enas (45), nenek korban saat ditemui di rumahnya mengaku dirinya yang pertama menemukan Yusep dalam keadaan sekarat dengan leher nyaris putus di dalam kamar orangtuanya, dan tidak lama kemudian bayi laki-laki mungil itu meninggal dunia. Yusep adalah cucu pertama Nyai Enas dan Naing dari Ida, anak satu-satunya. Baik Nyai Enas maupun anaknya (ibu korban) Ny Ida (21) serta kakek korban, Naing (65), menduga kuat Yusep dibunuh oleh ayahnya yang sehari-hari bekerja di rumah potong hewan (RPH) yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya di Munjuljaya, Kecamatan Purwakarta. Uman melakukan perbuatannya tersebut dengan cara menyembelih korban menggunakan pisau besar yang biasa digunakan untuk mengiris daging hewan. Awalnya, menurut cerita Nyai Enas, dirinya curiga Yusep tidak berada di samping ibunya, padahal semula keduanya tertidur di kamar yang biasa ditempati Nyai Enas dan Naing di rumah orangtua korban. Tidak lama kemudian bayi itu ditemukan di kamar Ny Ida (orangtua korban) dalam keadaan tertutup selimut, lalu Nyai Enas memeluknya. Namun, saat selimut dibuka sekujur tubuh Yusep berlumuran darah, dan lebih mengagetkan lagi lehernya menganga hampir putus bekas disembelih. "Saya menjerit-jerit melihat keadaan cucu saya yang lehernya hampir putus dan badannya berlumuran darah. Ketika dipangku, tubuhnya terus bergerak (sekarat) dan tidak lama kemudian meninggal," tutur Nyai Enas saat menceritakan peristiwa yang dialaminya itu. Nyai Enas, Ida dan Naing bertambah kaget karena Uman (ayah korban) menghilang, dan di dekat korban ditemukan sebilah pisau pengiris daging yang berlumuran darah. Sementara itu Ny Ida mengaku tidak pernah ada permasalahan serius di dalam keluarganya, dan rumahtangganya dengan Uman selama hampir dua tahun ini relatif berjalan mulus. Dalam tempo sejekap para tetangga Nyai Enas dan masyarakat Dusun Munjul serta warga lainnya di Kelurhan Munjuljaya gempar dengan adanya peristiwa sadis dan tragis itu. Mayat Yusep sendiri hingga Senin siang masih dioutopsi di RSCM Jakarta.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006