“Jadi satu katanya adalah kewaspadaan bersama, artinya masyarakat ataupun pemerintah harus waspada. Yang harus kita waspadai yaitu melakukan dan mencegah penularan serta yang kedua mengendalikan,” kata Syahril dalam Siaran Sehat Bersama Dokter Reisa yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Syahril menuturkan bahwa naik turunnya (fluktuasi) kasus COVID-19 merupakan hal yang wajar dan perlu disikapi sebagai sebuah bagian dari dinamika pandemi.
Baca juga: Kemenkes sebut 87 persen kasus COVID-19 di Indonesia adalah BA.5
Di Indonesia pada bulan Juni 2022, kata dia, kasus positif kembali mencetak angka tertingginya sebanyak lebih dari 2.000 kasus. Namun dalam beberapa hari ini, kasus kembali berada pada angka 1.000 lebih kasus.
“Jadi dalam empat hari berturut-turut, angka itu sudah di bawah 2.000. Terakhir (pada hari ini) adalah 1.434 kasus. Satu sisi kita tetap harus waspada, naik memang tidak banyak kemudian naik turun juga. Apalagi yang dirawat di rumah sakit juga masih rendah,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang harus benar-benar waspada akan fenomena fluktuasi kasus tersebut, mengingat jumlah kasus beserta keterisian di rumah sakit (BOR) termasuk yang paling tinggi dibanding daerah lainnya meski angka kematian Jakarta berjumlah nol kasus.
“Bentuk kewaspadaan kita tetap harus ada pengetatan-pengetatan karena ada kalanya ini masih akan naik turun sekaligus ada sub-varian baru,” ujar dia.
Baca juga: Kemenkes: Vaksin Merah Putih perkuat sistem ketahanan kesehatan
Kewaspadaan, menurut dia, juga harus dilakukan melalui kegiatan vaksinasi COVID-19 yang terbilang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan catatan Kemenkes, dosis pertama vaksinasi Indonesia sudah mencapai 96,1 persen, dosis kedua atau lengkap 81,3 persen, dan dosis penguat atau booster sekitar 24 persen.
Syahril menekankan bahwa booster dapat memberikan perlindungan antibodi kepada setiap individu masyarakat untuk mengenali dan melawan berbagai virus yang datang dari luar. Vaksin juga mempertahankan pembentukan antibodi yang semakin berkurang setelah lima bulan lamanya dari suntikan terakhir.
Lewat vaksinasi yang diperkuat dengan protokol kesehatan seperti pemakaian masker yang benar dan perilaku rajin mencuci tangan, Syahril mengatakan setiap pihak dapat melindungi orang-orang di sekitarnya dari berbagai perluasan wabah suatu penyakit, sekaligus meringankan gejala orang-orang yang terkena virus tersebut.
Baca juga: Kemenkes: 13 provinsi telah penuhi target vaksinasi dosis lengkap
“Budaya hidup sehat ini menjadi kebutuhan bukan lagi kewajiban. Hidup sehat dan perilaku hidup sehat menjadi kebutuhan bukan hanya untuk COVID-19, tetapi untuk seluruh penyakit menular yang saat ini kita dengar seperti cacar monyet, kemudian ada hepatitis dan yang lain,” kata Syahril.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022