Singapura (ANTARA News) - Separuh dari lalu lintas e-mail yang terpantau dengan target ke kawasan Asia-Pasifik pada semester kedua tahun lalu berupa spam, sebuah laporan mengenai ancaman keamanan Internet menyatakan Senin. Jumlah tersebut merupakan penurunan dari semester pertama 2005 ketika 61 persen e-mail dikategorikan sebagai spam atau surat elektronik sampah atau kehadirannya tak diinginkan pengguna Internet, demikian menurut laporan Symantec, perusahaan software keamanan terbesar dunia. Statistik itu tidak selalu berarti terjadi penurunan dalam laporan serangan e-mail yang tak dikehendaki itu. Hal itu terjadi karena dalam paruh pertama 2005, penurunan ini kemungkinan akibat kenyataan bahwa administrator keamanan dan jaringan menggunakan protokol Internet yang menyaring dan mengatur lalu lintas untuk mengendalikan spam, kata DPA mengutip laporan yang disiarkan The Business Times. Sebanayak 56 persen dari seluruh spam yang diterima di seluruh dunia berasal dari AS, kata Symantec. China merupakan negara kedua terbesar asal spam, dengan 12 persen, disusul Korea Selatan dengan 9 persen dan Kanada pada 7 persen. Jenis spam yang paling umum yang terdeteksi terkait dengan layanan dan produk kesehatan, disusul oleh produk komersial dan jasa keuangan. (*)
Copyright © ANTARA 2006