Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia membelanjakan lebih dari 70 miliar ringgit Malaysia (RM) atau setara lebih dari Rp237,863 triliun untuk memberikan subsidi bahan makanan pokok hingga minyak goreng guna mengatasi inflasi.
Dalam unggahan di akun Facebook resminya, Minggu, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob mengatakan inflasi Malaysia masih dianggap paling rendah di dunia yaitu mencapai dua persen.
Sementara inflasi di Amerika Serikat mencapai sembilan persen, Eropa di angka delapan hingga sembilan persen, dan Inggris Raya sudah naik hingga 12 persen, kata Ismail Sabri.
"Sebab apa inflasi kita rendah" Inflasi rendah adalah karena kerajaan beri subsidi agar harga tidak naik," ujar dia.
Menurut dia, jika pemerintah tidak memberikan subsidi kemungkinan angka inflasi di Malaysia bisa mencapai 10-11 persen. Itu juga menjadi alasan mengapa pemerintah membentuk Satuan Tugas Khusus Jihad Melawan Inflasi.
Ismail Sabri mengecam beberapa pihak yang menuduh pemerintah tidak berbuat apa-apa dan tidak mengambil tindakan apapun terkait isu kenaikan biaya hidup.
“Pemerintah sadar harga banyak barang naik. Saya sendiri melakukan survei secara acak di tempat usaha, supermarket dan sebagainya untuk melihat sendiri fenomena kenaikan harga barang,” ujar dia dikutip Bernama.
Pemerintah Malaysia memberikan subsidi untuk ayam, bahan bakar, listrik, telur, minyak goreng dan air. "Kami mengambil tindakan jangka pendek, menengah dan panjang agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan tersebut," ujar Ismail Sabri.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan proyeksi pengeluaran pemerintah sebesar RM77,3 miliar (setara dengan Rp262,668 triliun) untuk subsidi konsumsi pada 2022, dan sejauh ini merupakan subsidi tertinggi dalam sejarah yang pernah ditanggung oleh pemerintah manapun.
Baca juga: Mendag sebut harga minyak goreng di Malaysia Rp8.500 karena subsidi
Baca juga: PM Malaysia: Kabinet akan bentuk Satgas Khusus Jihad Melawan Inflasi
Baca juga: Pemerintah Malaysia pastikan inflasi tetap rendah terkendali
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022