Jakarta (ANTARA) - Lokasi transit di jalur kereta China-Laos mulai beroperasi untuk pengangkutan barang, dan hal itu membuat jalur logistik internasional dalam pengangkutan antarmoda laut-darat menjadi lebih efisien.

Jalur Kereta China-Laos mengadopsi standar internasional, sedangkan jalur kereta Thailand saat ini menggunakan sistem jarak antara dua rel (gauge) sebesar satu meter.

Pengangkutan kargo kereta antara Laos dan Thailand membutuhkan operasi pengisian kembali muatan.

Lokasi transit kargo stasiun selatan Vientiane di jalur kereta China-Laos diharapkan akan berdampak pada peningkatan efisiensi pengangkutan kargo antara China dan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Sejauh ini hingga 30 Juni, jalur kereta China-Laos telah mengangkut 3,36 juta penumpang, dengan bagian Laos dari jalur tersebut mengangkut 0,48 juta penumpang, 4,69 juta ton kargo, dan 0,77 juta ton barang lintas batas China-Laos.

Jalur Kereta China-Laos merupakan sebuah proyek perkaitan (docking) antara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra yang diusulkan China serta strategi Laos untuk berubah dari negara yang dikelilingi daratan (landlock) menjadi sebuah pusat transportasi darat.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022