Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI), antara lain melalui diversifikasi olahan produk perikanan.

"KKP memiliki target AKI di tahun 2024, sebesar 62,05 kilogram per kapita per tahun. Pada 2021, tercatat AKI nasional mencapai 55,37 kg/kapita pada 2021. Angka tersebut tumbuh 1,48 persen dibanding tahun sebelumnya, sebesar 54,56 kg/kapita," kata Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Ia mengemukakan aktivitas untuk meningkatkan AKI antara lain dengan melaksanakan kegiatan "Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan bagi Masyarakat di Kota dan Kabupaten Lampung Timur" yang berlangsung pada periode 29-30 Juni 2022.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan (BPPP Tegal) dengan inisiasi Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi.

Baca juga: Dirjen KKP: Jangan sepelekan komoditas ikan lele untuk konsumsi

“Potensi perikanan wilayah Lampung Timur sangat besar. Produksi perikanan di Provinsi Lampung pada 2018 saja mencapai 156.135 ton dan Kabupaten Lampung Timur menyumbang 15.655 ton sehingga potensi perikanan tersebut dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan nilai tambah produk, salah satunya melalui diversifikasi olahan ikan," terang Nyoman.

Kegiatan pelatihan diversifikasi olahan diikuti 300 peserta yang merupakan masyarakat kelautan dan perikanan dari Kota dan Kabupaten Lampung Timur. Peserta tersebut dibekali materi dan praktik berupa kebijakan pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan, strategi pengembangan usaha, pembuatan dimsum ikan bandeng, pembuatan terasi, dan kunjungan lapang.

Dalam kesempatan pelatihan diversifikasi olahan ikan tersebut, penyuluh perikanan turut berperan pula mendampingi peserta baik selama pelatihan ataupun pada pasca-pelatihan.

Baca juga: KKP: Konsumsi ikan penting guna ciptakan generasi tangguh dan unggul

“Melalui pelatihan ini kami mendorong seluruh peserta untuk dapat berkecimpung di usaha olahan ikan, untuk meningkatkan investasi serta pemanfaatan teknologi, tentunya untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan pasar saat ini,” papar Nyoman.

Dalam kegiatan tersebut,Anggota Komisi IV DPR RI, Dwita Ria Gunadi menyatakan pihaknya memberi motivasi kepada para peserta untuk mulai membuka usaha produk olahan ikan. “Proses pengolahan ini dapat memberi nilai tambah," katanya.

Ia menuturkan menu olahan ikan jadi bisa disimpan dan dijual dengan harga yang lebih tinggi sehingga para peserta diharapkan harus bisa menjadi pelaku ekonomi setelah mendapat pelatihan ini dan bersama-sama berjuang melawan stunting.

Baca juga: KKP imbau pembudi daya kreatif ikuti perubahan pola konsumsi perikanan

Lebih lanjut Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan kegiatan pelatihan ini juga mendorong Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), pasalnya AKI Provinsi Lampung saat ini masih 36,66 kg per kapita.

"Pada tahun 2022 ini KKP juga memfokuskan kegiatan Gemarikan melalui upaya penurunan angka stunting. Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, sebanyak 30,8 persen anak balita mengalami pertumbuhan stunting atau kerdil akibat kekurangan gizi kronis," jelasnya.

Baca juga: Dirjen KKP: Konsumsi ikan cara termudah perangi stunting

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022