Mekkah (ANTARA) - Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Mekkah sukses melakukan tiga operasi kepada pasien setelah tujuh tahun vakum.

"Ini adalah operasi pertama kami, setelah terakhir dilakukan pada tahun 2015," kata Kepala KKHI Mekkah dr. Andi Ardjuna Sakti di Mekkah, Jumat (1/7).

Operasi yang dilakukan pada pada Kamis (30/6) pukul 19.20 Waktu Arab Saudi (WAS) masuk dalam kategori sedang mulai dari herniotomi, apendiktomi, dan insisi drainase abses.

"Kita melakukan operasi maksimal sepakat yang sifatnya masuk ke kategori operasi sedang, dilakukan terkait kondisi darurat memang harus kita lakukan," kata Tim Dokter KKHI Mekkah dr. Caesa Rizkha Febryane, Sp.B.

Baca juga: 67 calon haji dirawat di KKHI Mekkah

Operasi dilakukan secara berurutan, dibuka dengan operasi hernia. Kemudian dilanjutkan dengan operasi usus buntu atau apendiktomi, dan yang terakhir tindakan insisi drainase abses untuk pasien dengan infeksi pada fungsi alat geraknya.

Jadwal operasi ditentukan sedemikian rupa berurutan mulai dari jenis operasi yang bersih sampai bersih tercemar dengan tujuan efisiensi dan efektivitas waktu.

"Kami pilah-pilah dengan menentukan jadwal operasi mulai dari operasi yang memang operasi bersih sampai ke operasi kotor itu kita lakukan di belakang," kata dr. Caesa.

Kondisi pasien pada Jumat (1/7) sudah stabil dan sudah dipindah ke ruangan rawat, kata dr. Hendra Syamsidi Zahani, Sp.An yang tergabung dalam tim operasi.

Tindakan kedua yaitu apendiktomi atau operasi usus buntu yang dilakukan dengan durasi kurang lebih 50 menit. Selain pembiusan spinal abses, pasien juga dikombinasi dengan bius umum.

Baca juga: Perlu RS Indonesia layani jamaah haji dan umrah di Saudi

"Kalau terlambat penanganan bisa operasi besar. Keputusan tepat dilakukan operasi," kata dr. Hendra.

Setelah dilakukan operasi, pasien juga dilakukan observasi di ruang ICU. Menurut dr. Hendra, kondisi pasien sudah stabil pada Jumat (1/7) pagi, dan sudah bisa berkomunikasi dengan baik

"Kita akan pindahkan ke ruang rawat biasa," katanya.

Sementara tindakan ketiga, yaitu operasi insisi drainase abses pada pasien dengan luka infeksi di tungkai kaki.

Kepala Pusat Kesehatan Haji dr. Budi Sylvana, MARS sangat mengapresiasi semangat, kemauan, dan kemampuan dari tim dokter KKHI dalam melaksanakan operasi di tengah situasi dan kondisi yang ada.

Baca juga: Dirjen PHU dorong layanan promotif kesehatan jamaah jelang puncak haji

"Dengan segala macam kegawatdaruratannya, operasi berjalan dengan lancar. Para dokter dengan segala keterbatasan berani melakukan operasi, sangat apresiasi," ujar dr. Budi.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022