Mekkah (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka menilai perlu adanya Rumah Sakit Indonesia untuk melayani jamaah haji dan umrah di Arab Saudi.
"Jadi kita lihat ada kebutuhan fasilitas kesehatan bagi jamaah haji dan umrah," katanya di sela-sela meninjau Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekkah, Jumat.
Ia mengatakan selama ini DPR melihat KKHI sifatnya lebih pada konsultasi kesehatan atau pelayanan kesehatan ringan, tapi setelah meninjau langsung diketahui di KKHI juga banyak pasien yang rawat inap.
Dia melihat dari kapasitas yang tersedia, setengahnya sudah penuh oleh pasien penyakit jantung, diabetes, dan pasien yang menjalani operasi.
"Tidak dimungkiri banyak juga jamaah yang punya beban penyakit komorbid sehingga penanganannya bukan lagi penyakit ringan sehingga dari sini bisa kita ambil kesimpulan bicara kesehatan bukan hanya haji tapi juga umrah, jadi akan sangat baik sekali apabila Indonesia bisa membangun rumah sakit," katanya.
Baca juga: 67 calon haji dirawat di KKHI Mekkah
Saat ini, KKHI Mekkah seperti rumah sakit tipe C, maka bisa dibuat RS tipe B karena layanan yang ada terbatas sehingga perlu dirawat lebih lanjut ke RS Arab Saudi. Namun, ada ketidaknyamanan bagi jamaah untuk menjalani perawatan karena kendala bahasa.
"Ini yang mungkin bisa kita diskusikan lebih lanjut kira-kira sebatas apa kebutuhannya. Kira-kira fungsi anggaran yang mana atau sifatnya investasi. Tapi kebutuhan itu kita baca setelah kunjungan ini karena memang banyak juga penyakit-penyakit yang cukup berat yang tidak bisa ditangani dengan kapasitas poliklinik biasa," tambah dia.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana mengatakan banyak calon haji yang butuh perawatan ekstra seperti pasien penyakit jantung yang mendominasi sehingga otomatis kebutuhan obat dan peralatan juga semakin meningkat.
"Setelah tujuh tahun, mulai tahun ini kita mulai lagi lakukan operasi dengan segala keterbatasan tentunya tapi kita sudah mulai coba lagi agar semua jamaah kita sedapat mungkin ditangani di KKHI tidak perlu ke RSAS," kata dia.
Dia mengatakan prosedur tetap KKHI tahun ini bahwa seluruh kasus yang sifatnya life saving dilakukan di KKHI kecuali yang membutuhkan terapi lanjutan baru mungkin dikirim ke RS Arab Saudi.
"Karena tenaga dokter ahlinya cukup lengkap, spesialis jantung, ortopedi, bedah, syaraf, anastesi, jiwa, spesialis emergency hampir seluruhnya kita datangkan dari Jakarta. Sesuai dengan harapan tadi pihak DPR dan Kemenag mengharapkan agar jamaah ditangani orang Indonesia," ujar Budi Sylvana.
Baca juga: KKHI laporkan enam calhaj meninggal di Daker Mekkah
Baca juga: 90 jamaah risti dapat pelayanan konsultasi spesialis di KKHI Mekkah
Baca juga: Calon haji yang dirujuk ke RS King Faisal dipulangkan ke KKHI Mekkah
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022