Sampang (ANTARA News) - Ahmad Khotib, bayi pasangan Haji Safuri (40) dan Ny. Mariyatun (25) warga Desa Pandiangan Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, bisa berbicara walau baru berusia 24 hari. Bayi yang lahir sembilan bulan dan dalam keadaan normal fisik itu, lahir Selasa (14/2) siang di kediamannya dan diberi kemampuan mengucapkan kalimat yang pernah diucapkan Nabi Isa As, Jumat (10/3) dini hari. "Sebelumnya dia nangis seperti mengalami kesakitan yang berlebihan dan baru tenang sekitar jam 24:00 WIB, namun pada pukul 02:00 WIB, ia terbangun dan melafadzkan kalimat 'Waman Adlamu Wamantarakahum Fi Dzulumatil Layubsirun' dan diulangi sampai tiga kali," kata Haji Safuri, Minggu saat ditemui ANTARA News. Mereka yang dikarunia anak pertama sejak perkawinannya tujuh tahun lalu itu mengaku ketakutan dengan kejadian tersebut, karena diyakini akan ada peristiwa besar yang akan menimpa anaknya.Meskipun keanehan itu tidak dapat diartikan oleh kedua orang tuanya, peristiwa itu membuat dirinya ingat pada dosa-dosa yang diperbuat selama hidupnya. "Anak kami semoga berumur panjang dan tidak terjadi hal-hal yang aneh lagi," harap Safuri yang menempati rumah gedek berlantai tanah itu. Untuk mengartikan peristiwa yang menimpa anaknya, ia mendatangi para tokoh Ulama setempat. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amien Desa Pandiangan Kecamatan Robatal Sampang, KH. Abd. Malik, peristiwa tersebut dialami oleh Nabi Isa dan kalimat yang diucapkan sama persis. "Kalimat itu pengakuan Nabi Isa As tentang kebenaran ajaran Islam," kata Malik. Ia yakin, peristiwa yang juga terjadi pada Juret seratus tahun dari kenabian Isa As, dan saat ini dialami Ahmad Khotib itu karena karunia dari Allah SWT. "Itu karuni Allah bukan jin," tegasnya. Ia juga menjelaskan nama bayi yang diberikan oleh orang tuanya itu sama dengan nama ulama besar di Desa Pandiangan seratus tahun lalu (sesepuh ulama). Hal yang sama juga disampaikan KH Sayyidi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihklas Desa setempat. "Itu kebesaran Allah, karena kalimat yang diucapkan itu mempunyai arti bahwa barang siapa yang mengingkari orang-orang Islam dengan kedzaliman, maka orang tersebut akan tertutup," kata Sayyidi singkat. Sementara, kabar bayi yang bisa bicara pada usia 24 hari tersebut mulai tersebar ke tetangga desa, ribuan warga berdatangan meskipun rumahnya 90 Km dari jantung kota Sampang.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006