Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Pertanian Profesor Bungaran Saragih mengatakan penggunaan pupuk KCL yang berimbang, tepat takaran dan sasaran merupakan alat yang tepat untuk memajukan produksi dan kualitas produk hortikultura pertanian seperti sayur-mayur dan buah-buahan.

Pupuk KCL atau Kalium Klorida juga sering disebut MOP (Muriate OF Potash) adalah pupuk alami yang berasal dari potassium yang mengandung biji mineral sylvinite mengandung unsur kalium yang tinggi. KCL masih diimpor dari negara Rusia atau Belarusia.

Profesor Bungaran Saragih saat menjadi pembicara utama pada acara webinar di Jakarta, Kamis, mengatakan, untuk menghasilkan produk hortikultura berkualitas, harus diiringi dengan majunya industri hulu yang berupa penyediaan bibit, pestisida, herbisida, suplai pupuk secara khusus pupuk KCL atau kalium klorida yang masih di impor.

"Pupuk KCL ini tidak bisa kita hasilkan di dalam negeri, itu harus kita impor dan untuk mengimpor ini terbatas hanya dari beberapa negara berbeda dengan Urea dan Fospat itu jumlahnya boleh dikatakan berlimpah-limpah. Kalau KCL ini jumlahnya terbatas," kata Bungaran.

Ia mengatakan meski jumlahnya yang terbatas dan harga yang relatif tinggi namun KCL sangat penting untuk menghasilkan produk hortikultura yang berkualitas dan menguntungkan petani, maka diperlukan kebijaksanaan dan keseimbangan dalam penggunaan KCL.

"Kita sudah sering membahas mengenai pupuk berimbang, kita harus membuat berimbang itu antara inorganik, organik bahkan juga pupuk hayati, KCL bukan menjadi tujuan tapi alat untuk memajukan produksi dan kualitas dari produk hortikultura kita," kata dia.
Baca juga: Kemenperin cetuskan inovasi olah darah sapi jadi pupuk organik cair

Pembicara lain Maxim Bratchikov, Head of product promotion Uralkali, produsen utama dan terbesar KCL dari Rusia, mahalnya harga pupuk KCL karena metode mendapatkan batuan potassium yang terbilang padat modal.

Maxim mengungkapkan, Kanada, Rusia, Belarusia menjadi negara utama penghasil potassium. Sedangkan total cadangan potassium dunia adalah sebesar 250 hingga 380 miliar ton.

"KCL hanya diproduksi di 14 negara. Kanada menjadi produsen terbesar KCL dengan 22,2 juta ton disusul Rusia dengan 13,6 juta ton. total produksi KCL dunia pada 2021 sebesar 72 juta ton," katanya.

Selain itu, ujar dia, KCL bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hasil panen, memperkuat batang tanaman, tanaman lebih tahan stres dan penyakit juga meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan meningkatkan level protein pada tanaman.
Baca juga: Pupuk Indonesia tingkatkan ketersediaan pupuk subsidi di lini 3

Pewarta: Sandi Arizona
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022