Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil menduduki posisi ke-64 perguruan tinggi di Asia untuk webometrics pada 2009, naik dari peringkat tahun sebelumnya yang hanya menempati posisi ke-74. "Rating webometrics untuk web milik UGM http://ugm.ac.id pada 2009 naik ke posisi 64 dalam daftar peringkat 100 besar perguruan tinggi unggulan Asia yang diumumkan baru-baru ini," kata Kepala Pusat Pelayanan Teknologi Informasi Komunikasi UGM Drs Bambang Prastowo MSc di Yogyakarta, Kamis. Dalam daftar tersebut, menurut dia, hanya ada dua perguruan tinggi Indonesia yang masuk, yakni UGM pada peringkat ke-64 dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada peringkat ke-71. Ia mengatakan, kenaikan peringkat UGM itu disebabkan oleh semakin banyak komunitas UGM yang memanfaatkan domain ugm.ac.id tidak hanya men-"download" informasi, tetapi juga mempublikasikan karyanya. "Jadi dalam enam bulan terakhir semakin banyak warga UGM yang mempublikasikan karyanya lewat ugm.ac.id," katanya. Menurut dia, webometrics dalam memeringkat perguruan tinggi atas dasar keunggulan dalam publikasi elektronik (e-publication) yang terdapat dalam domain web masing-masing perguruan tinggi. Untuk mengukur keunggulan tersebut webometrics menggunakan empat indikator, yakni jumlah halaman publikasi elektronik yang terdapat dalam domain web perguruan tinggi, jumlah halaman lain yang mencantumkan "Uniform Resource Locator" (URL) domain perguruan tinggi yang dinilai. Selain itu, relevansi sumber elektronik dengan kegiatan akademik dan publikasi perguruan tinggi tersebut serta jumlah publikasi dan situs bermutu pada domain perguruan tinggi. "Data yang dikumpulkan dengan indikator tersebut diolah dan digunakan untuk memeringkat sekitar 4.000 perguruan tinggi dari seluruh dunia. Daftar peringkat perguruan tinggi dikeluarkan dua kali setiap tahun, yakni Januari dan Juli," katanya. Ia mengatakan, sebagian besar "top rank" webometrics perguruan tinggi memiliki "bandwidth" ke internet dengan kapasitas besar. Dengan demikian, kualitas layanan informasi universitas seperti UGM sangat tergantung penuh pada kreativitas civitas akademika. "Hal yang dinilai adalah content yang ada. Kami memang agak berbeda dengan perguruan tinggi yang lain, karena kebanyakan perguruan tinggi lain content web digunakan oleh unit khusus atau panitia, namun di UGM content web banyak diisi warga UGM sendiri secara langsung," katanya. Ke depan, menurut dia, untuk terus meningkatkan posisi UGM mencapai peringkat top dunia, akan mengikuti trend yang sudah berjalan selama ini dengan berupaya memperbanyak jumlah dosen dan mahasiswa yang telah berpartisipasi dan meningkatkan mutu website dari unit-unit kerja.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009