Manila(ANTARA News) - Presiden Filiina Gloria Macapagal Arroyo, Minggu, memerintahkan militer dan polisi terus mengejar kelompok-kelompok dan individu-individu yang masih berkomplot untuk mengulingkan pemerintahnya. "Kami tahu bahwa beberapa kelompok tidak menghentikan usaha mereka untuk merusak jalan hidup kita yang dmokratis," katanya dalam sebuah pernyataan. "Saya telah memerintahkan polisi dan militer untuk membongkar semua sisa-sisa anggota komplotan itu dan mengantisipasi aancaman-ancaman destabilisasi sementara kita mendorong proses normalisasi," tambahnya, seperti dikutip DPA. Arroyo mengeluarkan perintah itu sekitar dua minggu setelah ia memberlakukan keadaan darurat nasional 24 Februari untuk menumpas apa yang disebut satu usaha untuk menggulingkannya dan membentuk "pemerintah kanan-komunis." Lebih 15 orang, termasuk para anggota parlemen kiri dan tentara yang membangkang, dituduh terlibat pemberontakan karena menjadi anggota komplotan kudeta. Kendatipun Arroyo mencabut keadaan darurat sepekan kemudian, para pejabat keamanan memperingatkan bahwa ancaman tetap ada terhadap pemerintahnya. Banyak lagi tentara dan individu juga diperiksa karena kemungkinan keterlibatan mereka dalam komplotan kudeta, sementara rapat dan unjukrasa tanpa izin masih tetap dilarang. Arroyo menghadapi imbauan pengunduran dirinya atau diguligkan Juni tahun lalu karena dituduh melakukan kecurangan dalam pemilihan presiden Mei 2004. Ia memperingatkan lawan-lawan politiknya bahwa pemerintah "menjaga dan waspada tentang keinginan itu dan sumber-sumber untuk melawan gerakan-gerakan mereka." "Kami akan terus memberlakukan norma hukum di jalan-jalan, sambil melidungi hak asasi manusia dan memberi informasi kepada rakyat tentang ancaman terhadap ketenteram, kesejahteraan dan kesehatan mereka," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006