Jakarta (ANTARA) - Investigasi yang dilakukan terhadap kasus pencurian aset kripto senilai 100 juta dolar Amerika Serikat menunjukkan aktivitas tersebut didalangi peretas dari Korea Utara.
"Pada tahap awal, ini terlihat seperti peretasan dari Korea Utara, dilihat dari perilaku transaksi," kata mantan analis FBI yang menganalisis kasus ini untuk firma TRM Labs, Nick Carlsen, dikutip dari Reuters, Kamis.
Aset kripto senilai 100 juta dolar dicuri dari perusahaan AS, Horizon Bridge, pada 23 Juni. Horizon Bridge adalah layanan dari blockchain Harmony, mengizinkan transfer aset kripto ke blockchain lain.
Temuan soal dalang peretasan berasal dari Korea Utara juga dibenarkan pakar keamanan siber lainnya. Pakar menemukan satu metode yang pernah digunakan peretas asal Korea Utara pada kasus sebelumnya.
Firma keamanan siber Chainalysis, yang juga menyelidiki kasus ini untuk Harmony, menemukan pembayaran secara terstruktur dikirim kepada sebuah "mixer", untuk menyamarkan asal dana.
Elliptic, firma lainnya, menduga peretas adalah Grup Lazarus, kelompok asal Korea Utara, berdasarkan pola serangan dan praktik pencucian uang yang dicuri.
"Pencuri mencoba memecah jejak transaksi kembali ke pencurian awal. Cara ini mempermudah pencairan dana di sebuah bursa," demikian bunyi laporan dalam analisis pencurian tersebut.
Para pakar menyebut peretas dari Korea Utara adalah salah satu yang produktif. Lembaga pemantau sanksi PBB menyebutkan Pyongyang menggunakan dana curian untuk mendukung program nuklir misil.
Jika laporan sudah terkonfirmasi, serangan ini adalah yang kedelapan dengan total kerugian mencapai 1 miliar dolar AS. Chainalysis mengatakan peretas dari Korea Utara berkontribusi sebesar 60 persen dari total dana yang dicuri selama 2022.
Pakar juga melihat kemungkinan terdapat kesulitan mencairkan dana karena belakangan ini nilai mata uang kripto turun.
Baca juga: Hacker Korea Utara berada di balik peretasan game Axie Infinity
Baca juga: AS tuntut tiga peretas Korea Utara karena curi Rp18,2 T uang digital
Baca juga: Korsel sebut Korut berupaya retas perusahaan vaksin COVID-19
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022