Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan rata-rata kasus harian COVID-19 di Tanah Air masih dalam level aman di bawah 2 ribu kasus per hari namun menunjukkan peningkatan.

“Untuk positivity-rate harian masih dalam level aman yakni kurang dari 5 persen, namun menunjukkan tren peningkatan dari sebesar 1,31 persen pada 11 Juni menjadi 3,46 persen pada 28 Juni dengan positivity rate mingguan sebesar 3,57 persen,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Rabu.

Airlangga mengatakan bahwa dalam waktu beberapa minggu terakhir, di beberapa negara terjadi kenaikan kasus konfirmasi harian COVID-19 yang cukup tinggi yang disebabkan dengan munculnya subvariant baru.

Meskipun masih dalam batas yang bisa ditoleransi dan tidak menimbulkan kenaikan pada tingkat hospitalisasi dan jumlah kematian, pemerintah tetap menjalankan PPKM sampai 4 Juli 2022 dan mendorong terus pelaksanaan vaksinasi sosis-3 (booster) untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran varian dan subvarian baru, terutama BA.4 dan BA.5.

Negara lain yang memiliki jumlah kasus harian cukup tinggi sampai 28 Juni 2022 adalah India dengan 14.529 kasus, UK dengan kasus harian sebesar 19.513 kasus dan Brazil dengan 55.447 kasus. Sedangkan Indonesia sendiri angka rata-rata mingguan masih di bawah 2.000 kasus per hari.

“Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) nasional Indonesia juga tetap stabil 1,00 (laju penularan terkendali),” ujar Airlangga.

Rt per Pulau juga tetap di sekitar 1,00 kecuali Bali 1,01. Untuk Rt terendah-tertinggi di wilayah luar Jawa-Bali yakni Maluku 0,98. Kemudian Nusa Tenggara, Papua, Kalimantan dan Sulawesi yang masing-masing 0,99 serta dan Sumatera 1,00.

Per 28 Juni 2022, tambahan kasus harian nasional sebanyak 2.167 kasus yang menjadikan jumlah kasus aktif menjadi sebesar 15.310 kasus dengan sumber transmisi penularan kasus dari lokal sebanyak 2.090 kasus dan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sebanyak 77 kasus.

Sementara, kasus kematian harian masih sangat rendah hanya sebanyak 2 kasus (CFR 2,58 persen) dan jumlah testing relatif stabil di kisaran 50-60 ribu orang per hari.

Adapun untuk mewaspadai kenaikan kasus dan dampaknya, pemerintah terus merealisasikan penyaluran anggaran Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Hingga 24 Juni 2022, telah terealisasi sebesar Rp118,2 triliun atau 25,9 persen dari alokasi anggaran Rp455,62 triliun.

Secara rinci, klaster penanganan kesehatan terealisasi sebesar Rp29,2 triliun atau 23,8 persen dari alokasi Rp122,54 triliun.

“Utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif tenaga kesehatan, serta insentif perpajakan vaksin/alat kesehatan, serta penanganan COVID-19 melalui dana desa,” ucap Airlangga.

Kemudian perlindungan Masyarakat terealisasi sebesar Rp58,9 triliun atau 38,1 persen dari alokasi Rp154,76 triliun. Program pada klaster ini terdiri dari PKH, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, BLT Desa, BLT Minyak Goreng, dan BT-PKLWN.

Serta realisasi klaster penguatan Pemulihan Ekonomi yang mencapai Rp30,1 triliun atau 16,9 persen dari alokasi Rp178,32 triliun. Anggaran digunakan terutama untuk program padat karya, pariwisata dan ekonomi kreatif, ketahanan pangan, teknologi informasi dan komunikasi, kawasan industri, dukungan UMKM (subsidi bunga dan IJP), dan insentif perpajakan.

Baca juga: Lembaga riset IDEAS: Selama pandemi jumlah perokok naik
Baca juga: Menteri Erick ingin Indonesia jadi hub produksi vaksin dunia
Baca juga: Menkes: Transisi pandemi menuju endemi harus penuhi tiga syarat

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022