Jakarta (ANTARA) - Psikolog Tika Bisono S.Psi, M.Psi.T mengatakan masa libur sekolah bisa dijadikan momen mengasah kecakapan hidup, lifeskill, misalnya menerapkan protokol kesehatan seperti tidak berlibur di tempat ramai, rajin mencuci tangan dan mengganti baju ketika sudah di rumah.
"Jadi ketika liburan lifeskill itu ada, ya itu yang akan dilakukan anak-anak. Dia liburan sambil buang sampah, dia liburan sambil makan yang sehat, dia liburan sambil belajar budaya. Itu kan lifeskill,” ungkapnya saat dihubungi ANTARA lewat sambungan telepon, Rabu.
Baca juga: Ide aktivitas edukasi liburan sekolah di Ganara Art
Selain itu, orangtua juga bisa mencari inspirasi agar masa libur sekolah bisa menjadi momen menyenangkan bagi anak walaupun hanya di rumah dan jauh dari gadget.
Inilah saat kreativitas dan kearifan orangtua diuji, juga kemampuan bersikap demokratis dan mau mendengarkan serta mengutamakan anak. Ia melanjutkan, nantinya ini akan menjadi tolok ukur apakah orangtua sudah menjalankan pola pengasuhan, parenting, dengan baik
"Jadi kata kuncinya adalah kembali ke alam tanpa gadget. Itu liburan yang menyenangkan seperti itu," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) itu.
Untuk mempersiapkan anak memasuki tahun ajaran baru, menurut Tika orangtua harus belajar mendengarkan keluh kesah anak selama kegiatan belajar kemarin. Bagi orangtua yang anaknya baru akan masuk sekolah, Tika memberi saran untuk sering bertanya kepada orangtua lain yang sudah berpengalaman.
"Harus keduanya untuk membicarakan persiapan sekolah, tidak hanya anak. Terutama orangtua dan guru," kata dia menambahkan.
Baca juga: Empat inspirasi wisata keluarga di Bali
Dikutip dari kalender pendidikan 2021/2022 dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, libur panjang 2022 akan dimulai pada Sabtu, 25 Juni 2022 dan akan berakhir pada Sabtu, 9 Juli 2022. Sedangkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ajaran baru 2022/2023 akan dimulai pada 11 Juli 2022.
Sementara itu, salah satu orangtua murid, Dewi Astari, mengatakan dia telah persiapan memasuki tahun ajaran baru ia mulai dengan mengubah kebiasaan di rumah dan membeli perlengkapan sekolah seperti sepatu baru dan buku tulis.
"Sudah mulai aku biasakan untuk bangun pagi lalu sarapan," ucap Dewi melalui sambungan telepon dengan ANTARA, Rabu.
Ia pun juga mendiskusikan pada anaknya kondisi yang mungkin akan didapati di sekolah barunya dan menyiapkan mental anak karena jenjang Sekolah Dasar membutuhkan waktu 6 tahun.
"Dia senang karena (dapat) teman-teman baru jadi aku pelan-pelan kasih tahu (SD) berbeda dengan TK karena temannya banyak jadi kamu harus udah siap adaptasi," tambahnya.
Karena kesibukannya bekerja, untuk mengisi waktu libur ia memanggil guru les ke rumah dan berjalan-jalan saat akhir pekan.
"Sebentar lagi masuk sekolah yang jadwalnya padat jadi mau menginap ke luar kota sebelum dia masuk untuk refreshing," tutupnya.
Baca juga: Tips liburan bersama anak ala Caca Tengker
Baca juga: Pentingnya peran keluarga dalam pencegahan narkoba
Baca juga: Metode "read aloud" dapat tingkatkan minat baca anak
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022