Amman (ANTARA News) - Yordania Sabtu mengeksekusi dua gerilyawan yang terbukti bersalah membunuh seorang diplomat AS di Amman, kasus hukuman mati yang dijatuhkan pada tahanan keamanan yang jarang dilaksanakan. Sejumlah pejabat mengatakan pihak berwenang penjara di Swaqa menggantung warga Libia, Salem bin Suweid, 46, dan warga Yordania, Yasser Freihat, 28, pada dini hari. Penggantungan tersebut melaksanakan hukuman yang dijatuhkan pada 2004 atas pembunuh diplomat AS, Laurence Foley, Oktober 2002. "Hukuman mati dengan menggantung terhadap dua gerilyawan, Salem Saad Salem bin Suweid dan Yasser Fathi Ibrahim Freihat, dilaksanakan pada dini hari setelah mereka dihukum karena aksi teroris yang menyebabkan kematian seorang diplomat yang bekerja di Amman," kata seorang pejabat keamanan, seperti dikutip Reuters. Para tahanan politik yang dijatuhi hukuman mati di Yordania, salah satu sekutu setia AS, jarang dieksekusi, dan para pejabat mengatakan kedua orang itu adalah gerilyawan Muslim pertama di negara itu yang digantung selama beberapa tahun terakhir. Intelijen Yordania menuduh gerilyawan Yordania, Abu Musab al-Zarqawi, pemimpin al-Qaida di Irak, mendalangi pembunuhan Foley. Suweid dan Freihat menolak tuduhan terhadap mereka dan mengatakan pengakuan mereka ditarik karena di bawah paksaan. Ratusan gerilyawan menyanyikan slogan-slogan yang memuji Zarqawi setelah keluarga dan simpatisan mereka membawa jenasah Freihat dari rumahnya yang sederhana di Russaifa yang miskin di pinggiran ibukota ke sebuah makam yang berdekatan. "O tiran, Abu Musab dan bin Laden akan datang dan menggali makammu," kata pria berjenggot menyanyi sebelum penguburan jenasah Freihat, yang berpakaian pakaian penjara warna merahnya. "Kami berusaha mengucapkan selamat jalan pada Yasser dengan keinginannya untuk mati sebagai syahid terpenuhi...kesyahidan kami dalam Jihad adalah keinginan terbesar kami," kata Syeikh Jarah Abdullah, seorang ulama setempat. Sejumlah aktivis mengatakan pemerintah menolak menyerahkan jenasah Suweid untuk dikuburkan di samping makam rekannya Freihat. Pembunuhan Foley, pada waktu perasaan anti-Barat kuat sebelum perang yang dipimpin-AS di Irak pada 2003, telah mengguncang kerajaan itu, yang biasanya merupakan sekutu setia AS. (*)

Copyright © ANTARA 2006