Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah dipicu sentimen pengetatan moneter bank sentral AS The Fed dan juga kekhawatiran terjadinya resesi.
Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.853 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.831 per dolar AS.
"Saya lihat pelemahan tidak hanya terjadi pada rupiah, tapi nilai tukar regional lainnya. Jadi faktor eksternal masih kuat mempengaruhi pergerakan rupiah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Faktor eksternal tersebut, lanjut Ariston, masih terkait sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed, isu inflasi dan juga resesi.
"Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran inflasi karena kenaikan harga pangan mungkin juga memicu pelemahan rupiah," ujar Ariston.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Juni jelang akhir pekan ini yaitu pada Jumat (1/7).
Sebelumnya BPS mencatat inflasi sebesar 0,4 persen pada Mei 2022 lalu. Dengan terjadinya inflasi pada Mei, maka inflasi tahun kalender Mei 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 2,56 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Mei 2022 terhadap Mei 2021 sebesar 3,55 persen.
Inflasi pada Mei 2022 yang sebesar 3,55 persen (yoy) merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017 sebesar 3,61 persen (yoy).
"Saya pikir tren pelemahan masih terbuka hingga akhir pekan karena isu-isu tersebut belum berganti dengan Isu positif untuk rupiah," kata Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.848 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.831 per dolar AS hingga Rp14.855 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.848 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.837 per dolar AS.
Baca juga: Wall St melemah dipicu kekhawatiran resesi, Dow jatuh hampir 500 poin
Baca juga: Dolar tergelincir karena imbal hasil AS mundur di tengah risiko resesi
Baca juga: Yuan merosot 105 basis poin menjadi 6,7035 terhadap dolar AS
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022