Tokyo (ANTARA) - Dolar tergelincir terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di Asia pada Rabu pagi, karena penurunan imbal hasil obligasi AS mengambil sebagian dari kilau mata uang, dengan investor mempertimbangkan risiko resesi dari kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,08 persen menjadi 104,39, mengembalikan sebagian dari reli 0,53 persen semalam, terutama didorong oleh pelemahan euro.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun lebih dari 1 basis poin di Tokyo, diperdagangkan ke sekitar 3,17 persen karena ekuitas Asia mengikuti Wall Street yang lebih rendah. Saham-saham AS jatuh setelah penurunan tajam dalam kepercayaan konsumen AS memicu kekhawatiran tentang perlambatan karena The Fed bergegas untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: Dolar menguat ditopang penghindaran risiko, sedangkan euro melemah
Euro menguat 0,11 persen menjadi 1,05315 dolar setelah merosot ke 1,05025 dolar pada Selasa (28/6/2022), setelah kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde tidak memberikan wawasan baru tentang jalur suku bunga Eropa di forum tahunan ECB.
ECB secara luas diperkirakan akan mengikuti rekan-rekan globalnya dengan menaikkan suku bunga pada Juli untuk pertama kalinya dalam satu dekade guna mencoba mendinginkan inflasi yang melonjak, meskipun para ekonom terbelah atas besarnya kenaikan suku bunga.
Lagarde dan Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara di panel di forum pada Rabu waktu setempat.
Baca juga: Yuan merosot 105 basis poin menjadi 6,7035 terhadap dolar AS
"Risiko resesi secara berkala akan melemahkan indeks dolar, tetapi tren naik jangka menengah yang lebih luas kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu," tulis ahli strategi Westpac dalam catatan klien, mengacu pada indeks dolar, yang mereka lihat menempel pada kisaran 101 hingga 105 untuk saat ini.
Mereka menambahkan: "... indeks dolar tidak mungkin mencapai puncaknya sampai kita mendekati akhir dari siklus pengetatan The Fed."
Dolar tergelincir 0,08 persen menjadi 136,04 yen, sementara sterling naik 0,16 persen menjadi 1,2204 dolar.
Terlepas dari penurunan ekuitas, dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko melakukan rebound kecil dari penurunan Selasa (28/6/2022) terhadap greenback, dengan Aussie naik 0,07 persen dan dolar Selandia Baru naik 0,18 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022