Kalau ada gejala-gejala yang aneh, harap laporkan ke Sudin KPKP
Jakarta (ANTARA) - Tiga sapi suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Bima, Nusa Tenggara Barat pada Rabu (22/6) luka-lukanya sudah sembuh setelah menjalani karantina di Jakarta Utara.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Utara Unang Rustanto mengatakan ketiga sapi itu kini sudah layak dijualbelikan.
"Alhamdulillah hewan yang dari Bima tersebut, dari hasil monitor petugas di lapangan sudah sembuh, jadi layak untuk dijualbelikan," kata Unang saat dikonfirmasi lewat panggilan telepon di Jakarta, Selasa.
Unang mengatakan petugas melakukan tindakan pengobatan dan pemberian multivitamin serta anti nyeri kepada sapi-sapi suspek PMK dari Bima tersebut selama masa karantina.
Dia menegaskan, sapi yang mengalami gejala PMK berupa luka pada bagian kaki dan mulut hanya satu ekor, sedangkan dua lagi diduga ikut tertular karena berada di sekitar sapi yang mengalami gejala.
"Satu, yang terduga satu. Plus dua lagi ada di sekitarnya juga kami tindaklanjuti dengan pemberian vitamin. Jadi sudah diobati semua," kata Unang.
Unang belum bisa memastikan diagnosa terhadap gejala yang dialami satu ekor sapi tersebut adalah PMK, karena bisa saja luka didapatkan saat berada dalam perjalanan.
Dia mengatakan petugas pengecekan hewan kurban Sudin KPKP Jakut juga belum sempat mendapatkan hasil uji laboratorium dari Balai Veteriner Subang, Jawa Barat.
Namun menurut Unang, gejala berupa luka pada bagian kaki dan mulut saat pengecekan terhadap sapi-sapi dari Bima tersebut oleh petugas Sudin KPKP Jakarta Utara di Koja, Jakarta Utara adalah benar.
"Lukanya ada di kaki sama mulut, tapi hewannya enggak ambruk. Masih gesit, begitu," kata Unang.
"Kemudian petugas menindaklanjuti gejala yang dialami sapi tersebut berupa pemberian obat, kandang sapi pun diberi disinfektan dan dibersihkan.
Unang mengatakan Bima bukan merupakan daerah penular PMK. Walau demikian, petugas melakukan tindak lanjut terhadap gejala hewan tersebut dikarenakan waspada terhadap gejala yang dialami sapi-sapi itu.
"Enggak Bima itu, bukan daerah endemi. Mungkin kemarin kan dikhawatirkan ada penularan udara dan sebagainya, maka kami menindaklanjuti gejala pada sapi tersebut," kata Unang.
Dia pun mengimbau masyarakat agar melaporkan sapi-sapi yang diduga mengidap PMK kepada Sudin KPKP Jakut, agar petugas cepat menindaklanjuti.
"Kalau ada gejala-gejala yang aneh, harap laporkan ke Sudin KPKP. Supaya kami bisa cepat menindaklanjuti," kata Unang.
Baca juga: Peternak di Jakut terima pembinaan terkait pemeriksaan hewan
Baca juga: Sudin KPKP Jakarta Utara siapkan pencegahan PMK menjelang Idul Adha
Baca juga: Jakarta Barat periksa 1.700 hewan ternak antisipasi PMK
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022