Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 101 balita eks penderita kurang gizi, didampingi ibu mereka, Sabtu pagi, berkunjung ke rumah dinas Wapres Jusuf Kalla di Jl Diponegoro No. 2 Jakarta Pusat. Kedatangan mereka dikoordinir oleh Kelompok Sosial Masyarakat (KSM) Tunas Bangsa dan diterima langsung oleh Wapres dan Ny Mufidah Jusuf Kalla, serta disaksikan antara lain oleh Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, Ketua DPR Agung Laksono, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Ketua KSM Tunas Bangsa Hj Agustini Syarwan Hamid mengatakan, ke-101 balita tersebut merupakan peserta Program Penanggulangan Balita Kurang Energi dan Protein yang telah dilaksanakan sejak September 2005 lalu. Mereka berasal dari Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Selain di Jakarta Timur, KSM juga melakukan program yang sama terhadap 100 balita kurang gizi di empat kecamatan di Kabupaten Bandung, yakni Kecamatan Cicalengka, Cikancung, Banjaran dan Sumedang Selatan. "Tetapi karena jarak tempat tinggal mereka jauh, mereka tidak bisa hadir di sini," katanya di hadapan Wapres dan Ny Mufidah Jusuf Kalla. Ia mengatakan, DKI Jakarta dipilih sebegai tempat pelaksanaan program tersebut mengingat DKI sebagai ibukota negara diharapkan terbebas dari penyakit kurang gizi pada balita. "Timbulnya berbagai masalah kesehatan seperti Flu Burung, kasus formalin, antrax serta tingginya harga beras ikut berpengaruh pada kondisi kesehatan balita. khususnya di Ibukota," katanya. Program serupa, lanjut Agustini, akan segera dilaksanakan di 15 provinsi lainnya. "Sekarang masih dalam tahap pengumpulan data balita kurang gizi energi dan protein. Kita juga tengah melakukan koordinasi dengan pemda setempat dan melakukan pelatihan relawan," katanya. Bentuk program penanggulangan balita kurang gizi itu antara lain dengan pemberian makanan pendamping ASI berupa tiga kali sehari makanan bubur susu ditambah sekali makanan biskuit, serta monitoring secara intensif terhadap kesehatan balita yang menjadi peserta program. "Hasilnya, dari 101 balita, 91 persen berat badannya berhasil mengalami kenaikan, sebagian lagi tetap dan hanya dua balita yang turun berat badannya. Mereka yang tidak naik berat badannya pada umumnya karena sejak awal sudah menderita penyakit kronis tertentu yang menyebabkan nafsu makan berkurang," katanya. Wapres Jusuf Kalla dalam kesempatan itu menyambut baik program yang dilakukan oleh KSM Tunas Bangsa dan meminta pemerintah melalui Depkes untuk terus mendukung program tersebut. Dalam kesempatan itu, Wapres juga sempat berdialog dengan sejumlah ibu yang anaknya ikut program tersebut. Peserta program tersebut rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. Pada umumnya mereka menyatakan terimakasihnya atas program tersebut dan berharap program tersebut bisa terus berlanjut dan tidak hanya sampai 6 bulan saja. Ny Iya Sadiyah, ibu dari Siti Marhamah (2 tahun 4 bulan) mengatakan, anaknya mengalami peningkatan berat badan dari 2,8 kg menjadi 5,3 kg setelah mengikuti program tersebut selama 5,5 bulan. "Saya mohon program ini diteruskan, karena sangat membantu apalagi penghasilan suami saya sebagai buruh angkut di pasar tidak menentu," katanya ketika ditanya Jusuf Kalla mengenai tanggapannya terhadap program tersebut dan keinginannya di masa mendatang. Sementara itu, Menkes Siti Fadilah Supari mengatakan, hingga Desember 2005, jumlah balita di seluruh Indonesia yang menderita busung lapar sekitar 3.957 anak dan yang menderita kurang gizi sekitar 76.178 anak. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia, ada tiga penyebab kekurangan gizi yakni karena faktor kemiskinan sehingga orangtuanya tidak mampu memberikan makanan bergizi, faktor ketidaktahuan ibu tentang makanan bergizi, serta karena faktor penyakit yang diderita balita hingga menyebabkan nafsu makan berkurang.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006