Sebanyak 22 persen pegawai akan memasuki usia pensiun dalam tujuh tahun ke depan.
Badung (ANTARA) - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan industri hulu migas di dalam negeri sedang berupaya mengatasi tantangan kekurangan sumber daya manusia karena profil pekerja sudah tergolong cukup mature.
"Sebanyak 22 persen pegawai akan memasuki usia pensiun dalam tujuh tahun ke depan," ujarnya dalam acara The 12th Indonesian Human Resource Summit (IHRS) di Badung, Bali, Selasa.
Dwi menjelaskan tantangan itu kian terasa akibat regenerasi pekerja cenderung rendah karena rekrutmen fresh graduate cenderung menurun, bahkan tidak dilakukan sejak tahun 2015 seiring dengan pelemahan harga minyak dan investasi hulu migas kala itu.
Baca juga: SKK Migas: Kepercayaan global pada pekerja migas RI semakin baik
Program eksplorasi masif turut mengalami tantangan karena core talent di bidang G&G jumlahnya cukup terbatas dan upah yang relatif kurang kompetitif bila dibanding di negara lain.
Ia menegaskan setiap tahun harus ada rekrutmen baru untuk para pekerja untuk menutup gap sumber daya manusia akibat sebagian pekerja yang akan memasuki usia pensiun.
Untuk pekerja muda yang sekarang aktif industri hulu migas, SKK Migas mendorong mereka untuk meningkatkan kompetensi secara lebih cepat.
"Mereka harus diberikan tantangan dan tugas. Oleh karena itu, saya harap teman-teman (KKKS) bisa memberikan tugas di lapangan karena itu cara yang paling cepat agar mereka menguasai teknologi," tegas Dwi.
Baca juga: Kebutuhan SDM industri hulu migas meningkat signifikan
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan bahwa orang-orang di daerah memiliki potensi besar untuk bekerja di industri hulu migas.
Sejauh ini, beberapa kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS di Jawa Timur telah melibatkan putra daerah melalui program apprentice yang meniru BP plc.
"Beberapa KKKS di Jawa Timur sedang menggarap hal itu. Kami juga memperhatikan putra daerah dan TKDN daerah," pungkas Hudi.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022