Jadi kami beri bantuan pinjaman modal, namun tidak berupa dana, tetapi berupa barang siap jual.
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, berkolaborasi dengan perusahaan fintech Komunal memfasilitasi bantuan pinjaman modal bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan toko kelontong dari masyarakat berpenghasilan rendah.
"Jadi kami beri bantuan pinjaman modal, namun tidak berupa dana, tetapi berupa barang siap jual," kata Business Development Manager Komunal Natanael Edwin Suprapto saat sosialisasi bantuan pinjaman modal usaha di Kantor Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Senin.
Menurut dia, bantuan pinjaman modal usaha tersebut berupa komoditas seperti telur, beras, dan daging ayam. Bantuan itu kemudian dijual kembali oleh pelaku UMKM dan toko kelontong sesuai dengan harga di pasaran.
Baca juga: PNM Makassar salurkan pinjaman Rp1,3 triliun hingga Juni 2022
Bukan hanya bantuan pinjaman modal, lanjut dia, tetapi pihaknya juga memberikan pendampingan setiap hari.
Edwin menjelaskan, tim pendamping komunal itu akan menyampaikan berbagai materi di antaranya adalah bagaimana cara menjual yang efektif dan sesuai dengan pangsa pasar, selain itu pendampingan menjual dagangannya melalui platform digital.
"Misal ayam yang kami suplai mau dijual menjadi menu ayam geprek, nanti kami bantu bagaimana penjualannya, kami link-kan ke platform-platform daring. Nanti, UMKM atau toko kelontong yang menjual itu, kami tidak mematok harga, harus dijual kembali dengan nominal berapa saja, bebas," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Devie Afrianto menyebut, dalam sosialisasi ini Komunal bekerja sama dengan pemkot untuk memberikan fasilitas bagi pelaku UMKM atau toko kelontong yang sudah membuka usaha, namun kesulitan mencari modal.
Devie mengatakan, kolaborasi yang disuguhkan oleh Komunal kali ini sangat tepat jika diterapkan kepada warga MBR. "Misinya Pak Wali Kota kan mengentaskan kemiskinan, nah untuk menggerakkan warga MBR ini butuh skema khusus agar ekonomi terus berputar. Sedangkan skema yang ditawarkan oleh Komunal sangat pas," kata Devie.
Dalam sosialisasi ini, kata dia, Dinkopdag Surabaya menggaet 50 pelaku toko kelontong di dua kecamatan, yakni Sawahan dan Wonokromo.
Setelah itu, kata dia, pada awal Juli 2022, para pelaku toko kelontong sudah diberi bantuan modal mulai bergerak menjajakan dagangannya masing-masing.
"Sebetulnya target kami itu 300-an pelaku toko kelontong MBR yang masuk klasifikasi e-Peken, nah yang 50 dari dua kecamatan itu, kami jadikan pilot project-nya," ujar Devie.
Baca juga: Pemkot Jakbar bantu 1.000 UMKM dapatkan sertifikat HAKI gratis
Camat Sawahan Kota Surabaya M. Yunus menyambut baik kolaborasi antara Komunal dengan Tokel MBR yang ada di wilayah kerjanya.
Menurut dia, itu adalah langkah tepat untuk menyejahterakan warga Surabaya, khususnya di Kecamatan Sawahan.
"Ini adalah langkah konkrit Pemkot Surabaya agar pendapatan toko kelontong bisa meningkat, selama itu baik untuk warga, wajib kami sukseskan," kata Yunus.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022