Beban bunga diperkirakan masih cukup besar karena adanya beban utang, sehingga rugi bersih sebesar Rp1,1 triliun
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono memperkirakan kerugian perusahaannya akan turun menjadi Rp1,1 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp1,84 triliun pada 2021.
"Beban bunga diperkirakan masih cukup besar karena adanya beban utang, sehingga rugi bersih sebesar Rp1,1 triliun," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau di Jakarta, Senin.
Pendapatan usaha sepanjang 2022 ditargetkan mencapai Rp29,44 triliun atau tumbuh hingga lebih dari dua kali lipat dari 2021 yang sebesar Rp12,22 triliun.
Adapun sampai Maret 2022, pendapatan usaha Waskita Karya telah mencapai Rp2,7 triliun dan rugi bersih Rp968 miliar.
Waskita Karya mengusulkan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp3 triliun yang akan digunakan untuk membangun Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Tol Ciawi-Sukabumi.
Adapun right issue diharapkan dapat mengembalikan struktur kepemilikan menjadi 68 persen pemerintah dan 34 persen publik dengan dana dari publik diperkirakan mencapai Rp3,9 triliun.
Dengan demikian, rugi bersih Waskita Karya pada 2022 diperkirakan akan menjadi Rp1,13 triliun dan pada 2023 diharapkan didapatkan laba senilai Rp131 miliar.
"Dampak pemberian PMN dan right issue ini bisa kami gambarkan dalam rencana jangka menengah atau panjang lima tahun yang mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding skenario tanpa PMN dan right issue," katanya.
Baca juga: Waskita Karya bukukan nilai kontrak baru Rp8,13 triliun
Baca juga: Waskita Beton genjot produksi, dukung proyek strategis pemerintah
Baca juga: Kejagung periksa dua orang saksi terkait korupsi PT Waskita
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022