Dolar cenderung naik ketika orang khawatir tentang resesi global
Singapura (ANTARA) - Dolar mendapat dukungan dari investor yang khawatir tentang resesi dan mencari keamanan, bertahan tepat di bawah level tertinggi dua dekade pada perdagangan Senin pagi, setelah tergelincir akhir pekan lalu setelah data ekonomi AS yang suram mengurangi taruhan tentang kenaikan suku bunga AS.
Sementara saham-saham Asia mengikuti Wall Street lebih tinggi, pedagang mata uang waspada untuk memperpanjang penjualan dolar Jumat (24/6/2022), karena dolar biasanya naik di saat ketidakpastian.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melemah 0,3 persen menjadi 0,6918 dolar, terbebani oleh penurunan harga-harga komoditas. Euro disematkan pada 1,0563 dolar, meskipun yen yang melemah stabil menjadi 134,68 per dolar.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya stabil di 104,010, setelah mencapai puncaknya dalam 20 tahun di 105,79 di awal bulan.
Melemahnya data ekonomi AS menjatuhkannya dari posisi itu, dan survei yang dirilis pada Jumat (24/6/2022) menunjukkan kepercayaan konsumen pada rekor terendah, memberikan dorongan lain bagi investor untuk mengurangi taruhan pada kenaikan suku bunga AS.
Baca juga: IHSG dibuka menguat didukung turunnya kekhawatiran terhadap inflasi
Baca juga: Saham Asia didukung kenaikan Wall Street ketika harga minyak melemah
Tetapi momok perlambatan global, dan preferensi untuk aset berdenominasi dolar pada saat-saat seperti itu, telah menopang greenback.
"Dolar cenderung naik ketika orang khawatir tentang resesi global," kata Ahli Strategi Commonwealth Bank of Australia Joe Capurso di Sydney.
Kontrak berjangka memperkirakan para pedagang sekarang mengantisipasi suku bunga acuan Federal Reserve (Fed) AS yang stabil di sekitar 3,5 persen dari Maret tahun depan, kemunduran dari perkiraan dalam suku bunga yang mendekati 4,0 persen pada 2023. Obligasi pemerintah menguat minggu lalu.
Dolar Selandia Baru tertahan di 0,6035 dolar AS, sementara sterling tertahan di 1,2282 dolar AS.
Data aktivitas pabrik China yang akan dirilis pekan ini dapat memberikan panduan apakah ekonomi terbesar kedua di dunia itu menemukan momentum lagi setelah gangguan yang disebabkan oleh tindakan penguncian COVID-19 yang ketat.
Yuan China stabil di 6,6920 per dolar.
Baca juga: Yuan naik lagi 150 basis poin menjadi 6,6850 terhadap dolar AS
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 35 poin
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022