Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat seiring redanya kekhawatiran terhadap inflasi.

Rupiah pagi ini bergerak menguat 35 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.813 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.848 per dolar AS.

"Hari ini, nilai tukar rupiah bisa menguat terhadap dolar AS karena sentimen positif pasar terhadap aset berisiko pagi ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Indeks saham Asia terlihat bergerak positif pagi ini mengikuti pergerakan positif indeks saham Eropa dan AS pada akhir pekan kemarin.

"Pasar mungkin melihat bahwa kebijakan bank sentral dunia untuk menaikkan suku bunga acuan mungkin bisa mengendalikan inflasi dengan penurunan harga-harga komoditi belakangan ini. Jadi kekhawatiran pasar terhadap inflasi mereda," ujar Ariston.

Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 35 poin

Kendati demikian, lanjut Ariston, sikap bank sentral AS Federal Reserve (Fed) yang masih akan menaikkan suku bunga acuannya masih bisa memicu penguatan dolar AS kembali terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah.

Mendekati akhir Juli, The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 persen-2,5 persen.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga tiga persen hingga akhir tahun. Bank sentral berkomitmen untuk menurunkan angka inflasi AS dengan kebijakan pengetatan moneter yang agresif.

"Dari dalam negeri, tekanan inflasi yang mulai merangkak naik mungkin bisa menjadi penekan rupiah. Inflasi bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak menguat ke arah Rp14.800 per dolar AS dengan potensi resisten di level Rp14.860 per dolar AS.

Pada Jumat (24/6) lalu, rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.848 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.841 per dolar AS.

Baca juga: IHSG Senin pagi dibuka naik 9,79 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022