Jika pendapatan hotel pada 2021 sebesar Rp54,5 miliar, perseroan memproyeksikan terjadi kenaikan menjadi sebesar Rp 86,3 miliar pada 2022

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pengembang properti PT Saraswanti Indoland Development Tbk optimistis pendapatan perseroan pada 2022 meningkat seiring dengan pandemi COVID-19 yang relatif semakin terkendali.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Perusahaan PT Saraswanti Indoland Development Tbk Agung Cucun Setiawan mengatakan, peningkatan pendapatan perseroan terutama akan dikontribusikan dari pendapatan berulang atau recurring income, yaitu pendapatan dari hotel.

"Jika pendapatan hotel pada 2021 sebesar Rp54,5 miliar, perseroan memproyeksikan terjadi kenaikan menjadi sebesar Rp 86,3 miliar pada 2022," ujar Cucun dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Cucun menyampaikan, perseroan juga menargetkan marketing sales Rp100 miliar sepanjang 2022. Marketing sales perseroan berasal dari proyek apartemen Tower Arjuna-Bima di Mataram City, Yogyakarta dan Villa Resort Banyu Bening. Pada Januari-Mei 2022, marketing sales perseroan telah mencapai Rp16 miliar dari apartemen.

Dia menambahkan, marketing sales didukung kepercayaan konsumen yang tinggi atas komitmen perseroan dalam membangun proyek secara tepat waktu.

"Tower Arjuna-Bima baru akan dibangun pada semester II-2022, namun berkat kepercayaan existing customers perseroan sudah berhasil menjual puluhan unit," kata Cucun.

Menurut Cucun, dari sisi pendapatan penjualan, mengingat penerapan standar akutansi PSAK 72, nilai penjualan tahun 2022 berada di kisaran Rp 120 miliar.

"Pendapatan kami akan naik signifikan mulai tahun 2023 menjelang selesainya pembangunan apartemen dan rumah tapak Banyu Bening," ujar Cucun.

Guna mempercepat pembangunan apartemen dan rumah tapak, pihaknya berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2022. Dana dari penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) akan dimanfaatkan untuk modal kerja.

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 340 juta saham atau setara 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Perseroan menawarkan harga saham di kisaran Rp180-Rp200 per saham. Mengutip prospektus perseroan, total dana hasil IPO yang akan dihimpun oleh perseroan diperkirakan mencapai berkisar Rp61,2-68 miliar.

"SWID mengalami kelebihan pesanan yang cukup signifikan pada periode book building 17 -23 Juni 2022," ujar Cucun.

Baca juga: Pengembang apartemen bakal lebih percaya diri jual produk pada 2022

Baca juga: Konsultan prediksi sektor ritel bakal kembali pulih pada 2022

Baca juga: Pemerintah lanjutkan insentif PPN pembelian rumah di 2022

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022