pencegahan biayanya lebih murah dari pada penangananSiak, (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak mencatat lahan yang terbakar sepanjang 2022, hingga Juni hanya seluas 11 hektare yang semuanya relatif bisa ditangani dengan cepat.
Kepala Pelaksana BPBD Siak, Kaharudin di Siak, Minggu menyampaikan bahwa pada Januari hingga Maret bahkan nihil kebakaran. Kemudian baru pada Bulan April terjadi kebakaran di sejumlah kecamatan.
"Tercatat ada 10,67 hektare ditambah di Simpang Mempura baru-baru ini 0,5 hektare jadi sekitar 11 hektare sampai Bulan Juni ini. Lahan kebakaran itu ada di Mempura, Sungai Apit, Kotogaeib, dan Tualang, " katanya.
Semua lahan terbakar tersebut lanjutnya merupakan lahan yang akan dijadikan kebun yang sebelumnya berupa semak belukar. Lahan tersebut semuanya adalah milik masyarakat.
Baca juga: BPBD Riau kerahkan personil dan Heli WB padamkan karhutla di Dumai
Baca juga: Petugas gabungan padamkan kebakaran lahan di Kampar
BPBD Siak mengatakan bahwa rendahnya kasus kebakaran itu terbantu dengan cuaca yang masih ada hujan. Perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi bulan Juni dan Juli musim panasnya lembab karena diiringi dengan hujan.
Selain itu lanjutnya juga karena Provinsi Riau yang sudah menetapkan siaga darurat karhutla sehingga penanganan lebih cepat.
Tapi arahan Presiden tambah dia saat ini meminta untuk lebih menitikberatkan pada pencegahan dan deteksi dini.
"Kita diminta agar masif lakukan pencegahan seperti sosialisasi dan pelatihan. Sebab pencegahan biayanya lebih murah dari pada penanganan yang semuanya jika diturunkan biayanya lebih besar," ungkap dia.
Karhutla di Kabupaten Siak cenderung menurun dari tahun ke tahun dari kebakaran terbesar pada 2015 seluas 2.000 ha. Namun pada tahun 2021 sudah menurun menjadi 500 ha dan tahun 2022 ini yang baru 11 hektare selama enam bulan.
Baca juga: Wamen LHK minta semua pihak mewaspadai kebakaran hutan saat kemarau
BPBD Siak mengatakan bahwa rendahnya kasus kebakaran itu terbantu dengan cuaca yang masih ada hujan. Perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi bulan Juni dan Juli musim panasnya lembab karena diiringi dengan hujan.
Selain itu lanjutnya juga karena Provinsi Riau yang sudah menetapkan siaga darurat karhutla sehingga penanganan lebih cepat.
Tapi arahan Presiden tambah dia saat ini meminta untuk lebih menitikberatkan pada pencegahan dan deteksi dini.
"Kita diminta agar masif lakukan pencegahan seperti sosialisasi dan pelatihan. Sebab pencegahan biayanya lebih murah dari pada penanganan yang semuanya jika diturunkan biayanya lebih besar," ungkap dia.
Karhutla di Kabupaten Siak cenderung menurun dari tahun ke tahun dari kebakaran terbesar pada 2015 seluas 2.000 ha. Namun pada tahun 2021 sudah menurun menjadi 500 ha dan tahun 2022 ini yang baru 11 hektare selama enam bulan.
Baca juga: Wamen LHK minta semua pihak mewaspadai kebakaran hutan saat kemarau
Baca juga: Pemetaan bencana karhutla di Riau sudah berstandar Nasional Indonesia
Baca juga: Menuju penanggulangan karhutla ber-SNI
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022