Ada jamaah yang pingsan, ada yang linglung, tidak tahu harus kemana karena terpisah dari rombongan, itu yang sering kita temui di lapangan

Mekkah (ANTARA) - Jamaah calon haji Indonesia yang berasal dari beragam suku bahkan ada yang tidak bisa berbahasa Indonesia menjadi salah satu tantangan bagi petugas di Arab Saudi.

"Tantangan bermacam-macam kita hadapi, yang pertama itu kesulitan ada calon haji yang tidak bisa berbahasa Indonesia sama sekali," kata anggota sektor khusus Masjidil Haram Uning Haryani di Mekkah, Sabtu.

Baca juga: Calon haji diingatkan fokus saat menyeberang di Mahbas Jin Mekkah

Uning mengatakan, cukup banyak masalah yang dihadapi oleh jamaah haji dan perlu dibantu oleh petugas terutama petugas perempuan yang dikenal dengan Srikandi Masjidil Haram yang bersiaga di area mataf atau tempat tawaf.

"Ada jamaah yang pingsan, ada yang linglung, tidak tahu harus kemana karena terpisah dari rombongan, itu yang sering kita temui di lapangan," katanya.

Baca juga: Kemenag sebut ada tiga kriteria jamaah yang bisa dibadalhajikan

Para srikandi yang terdiri unsur TNI, Polri, dokter, dan didampingi mahasiswa yang menjadi tenaga musiman (temus) juga sering menemukan jamaah yang sulit mencari jalan keluar dari Masjidil Haram.

"Di samping itu kita mengarahkan jamaah yang nyasar atau tidak tahu mencari bus shalawat untuk kembali ke hotel masing-masing," tambah Uning.

Baca juga: Tiga Kloter Haji Embarkasi Kalsel sudah berada di Mekkah

Meski harus bertugas selama 12 jam, ia mengaku senang bisa membantu dan melindungi para tamu Allah.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022