Setidaknya 1.000 orang meninggal dunia dan 1.500 orang mengalami luka-luka akibat gempa di Afghanistan.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga kegawatdaruratan medis untuk korban perang, konflik, dan bencana alam MER-C akan mengirimkan tim medis ke Afghanistan guna membantu penanganan korban gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 di negara itu.
"Sesuai dengan karakteristik bencana gempa bumi, tim yang disiapkan oleh MER-C adalah tim bedah," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia Dr. Sarbini Abdul Murad melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sabini menyebutkan tim medis tersebut terdiri atas dokter spesialis bedah ortopedi, dokter umum, dan perawat. Tim ini bisa sesegera mungkin berangkat ke Afghanistan untuk memberikan pertolongan bagi korban gempa bumi.
Selain itu, MER-C juga akan meminta pemerintah Indonesia agar mengirimkan tim kesehatan gabungan ke Afghanistan yang terdiri atas sipil dan aparat yang dikomandoi oleh TNI.
Hal itu sebelumnya pernah dilakukan Indonesia ketika terjadi gempa besar di Iran pada tahun 2004. Saat itu Indonesia mengirimkan bantuan tim kesehatan gabungan dan dua dokter MER-C ikut bertugas dalam misi kemanusiaan tersebut.
Sebagaimana diketahui bahwa Afghanistan diguncang gempa bumi pada hari Rabu (22/6). Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 tersebut terjadi sekitar 44 kilometer (27 mil) dari kota Khost yang terletak di dekat perbatasan Afghanistan dengan Pakistan.
Setidaknya 1.000 orang meninggal dunia dan 1.500 orang mengalami luka-luka akibat gempa di Afghanistan. Tingginya jumlah korban jiwa diduga karena banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.
Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah seiring masih dilakukannya pencarian korban yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah-rumah mereka.
Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dapat mengirimkannya melalui rekening BSI 7015658918 atas nama Medical Emergency Rescue Committee.
Baca juga: Korban gempa bertambah, PBB bergegas kirim bantuan ke Afghanistan
Baca juga: Afghanistan cari bantuan untuk korban selamat dari gempa
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022