Surabaya, (ANTARA News) - Duta Besar (Dubes) Afrika Selatan untuk Indonesia, GM Memela berharap, agar Kebun Binatang Surabaya (KBS) bisa mengembangbiakkan satwa khas Afrika, Cheetah yang disumbangkan ke kebun binatang tersebut.
"Saya berharap sepasang cheetah ini nanti ada anaknya. Kalau sudah punya anak, saya ingin kembali lagi ke sini untuk melihat-lihat," kata Memela saat menyerahkan cheetah kepada pengurus KBS di Surabaya, Jumat (10/3).
Penyerahan sepasang cheetah berusia sekitar tiga tahun itu, merupakan program pertukaran satwa antara "National Zoological Garden" (kebun binatang di Pretoria, Afrika Selatan) dengan KBS.
Afrika Selatan menyerahkan sepasang cheetah, sedangkan KBS menyerahkan sepasang komodo yang sudah dikirim pada 30 Januari lalu.
Pada acara yang disaksikan sejumlah pejabat di Kota Surabaya itu, Dubes juga sempat menyaksikan kandang yang akan digunakan oleh sepasang cheetah tersebut. Ia mengaku senang, karena kandang yang disediakan sudah memenuhi standar dan sangat luas.
Dubes Afsel juga sempat melihat-lihat kandang komodo di KBS dan juga mengaku senang dapat melihat langsung satwa khas asal Pulau Komodo, NTT tersebut.
Sementara Manajer Konservasi KBS, drh Liang Kaspe mengemukakan, sebenarnya sepasang cheetah yang merupakan hewan tercepat --larinya--di dunia dengan rata-rata 105 kilometer perjam itu, sudah tiba di Bandara Juanda, Kamis (9/3) malam, yang kemudian langsung dibawa ke KBS.
"Namun, penyerahan secara resmi dilakukan sekarang karena tidak mungkin kalau dilakukan pada Kamis malam. Kondisi sepasang cheetah itu sehat semua dan sekarang masih dalam pemantaun tim dokter hewan dari Afrika, yakni drh Anza Karibe," ujarnya.
Ia menjelaskan, sepasang cheetah berumur tiga tahun (jantan) dan betina 3,5 tahun itu, tergolong jenis kucing besar dan akan menjadi koleksi pertama KBS tersebut, baru akan dipertontonkan ke pengunjung setelah dua pekan tiba di Surabaya.
Cheetah ini memiliki keunikan, karena tubuhnya yang ramping sehingga larinya sangat cepat. Tapi ia memiliki kelemahan, karena kekuatan rahangnya tidak seperti singa atau harimau.
"Makanya `si cepat` ini, berburu mangsa jenis hewan-hewan sedangn dan kecil. Sementara di kebun binatang, satu ekor membutuhkan daging sapi empat kilogram dalam dua hari sekali," paparnya.
Program pertukaran satwa itu telah ditandatangani "Executive Director National Zoological Garden" Afrika Selatan, Willie Labuschagne, dan Direktur KBS, Soetoyo Soekomihardjo di Jakarta pada 19 April 2004, disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(*)
Copyright © ANTARA 2006