Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI) Dr Emi Nurjasmi mengingatkan para bidan agar turut mengedukasi keluarga untuk memahami pentingnya menggunakan alat kontrasepsi untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
"Berdayakan masyarakat, edukasi masyarakat agar mereka bisa mengerti bagaimana mengelola kesehatannya, termasuk kesehatan reproduksi-nya," kata Emi Nurjasmi saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Kontrasepsi penting agar keluarga bisa merencanakan jarak kelahiran anak dan mencegah terjadinya aborsi. Metode kontrasepsi ada banyak macam-nya yang bisa dipilih.
Pihaknya pun meminta masyarakat untuk tidak melakukan aborsi tanpa pengawasan dokter karena praktik aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: BKKBN: Aborsi turunkan kesempatan ibu hamil aman dan sehat
Baca juga: BKKBN: Perlu tingkatkan edukasi reproduksi cegah aborsi pada perempuan
Menurut dia, aborsi hanya boleh dilakukan pada kondisi darurat medis tertentu dan dilakukan dengan pengawasan dokter.
"(Aborsi) itu berbahaya, sangat berbahaya, supaya itu tidak terjadi, kita harus mengedukasi masyarakat," pesannya.
Sementara Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Eni Gustina menargetkan 70 persen ibu hamil mengikuti program Keluarga Berencana (KB) pasca-persalinan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, diperlukan upaya-upaya yang dapat mengubah pola pikir pasangan calon pengantin yang masih beranggapan bahwa setelah melakukan pernikahan harus segera memiliki anak.
Salah satunya melalui pendampingan yang dapat mengedukasi dan mengawal kesehatan keluarga menjadi lebih baik, termasuk mendekatkan KB yang digunakan dalam jangka panjang maupun pendek pada masyarakat. BKKBN sendiri sudah menyiapkan 200 ribu tim pendamping.
Baca juga: Fenomena gunung es aborsi
Baca juga: POGI: dokter kandungan tunggu pemerintah soal praktik aborsi aman
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022